(Oneshoot) Aku Mencintaimu, Tuan Pemaksa
Author : Luthfi Kha
Cast : Mario Haling
Alyssa Umari
THIS STORY IS MINE. Don’t Re-Upload. Karya ini hasil pemikiran saya. Bagus jeleknya tergantung selera reader-nya.
Happy Reading guys. Don’t forget for Like, Coment. Love you guys.
“Bagaimana ini bisa terjadi?. Bisa kalian jelaskan padaku!.” Bentak seorang gadis tanpa memperdulikan selisih usia beberapa orang yang baru saja dibentaknya. Bahkan tidak ada yang berani melawan gadis itu walaupun gadis itu jelas lebih muda dari mereka. Ya, gadis itu Nyonya muda mereka. Alyssa Umari.
“Keluar dari ruanganku sekarang juga!.” Bentak Alyssa lagi saat tak mendapatkan jawaban apapun dari pelayannya. Mereka segera bergegas keluar dari ruangan yang menurut mereka menyeramkan itu tanpa menunggu Alyssa menyuarakan bentakannya untuk yang ketiga kalinya. Jika kalian berfikir gadis ini tengah berada di ruangan kantornya, sangat jelas kalian salah. Alyssa tengah berada di sebuah ruangan pribadi miliknya.
“Mario Haling!.” Desisnya marah. Ia bahkan baru dua bulan mengenal laki-laki itu, tapi entah apa yang difikirkan oleh laki-laki itu sehingga berani melamarnya dua minggu yang lalu. Dan ia bahkan baru mengetahui hari ini, setelah salah satu pelayannya menyampaikan jadwal Alyssa hari ini. Sial. Datang ke sebuah butik yang terkenal karena wedding dress-nya?. Ia bukan gadis bodoh. Ia tahu benar maksud dari kalimat itu.
“Sayang.” Alyssa membelalakan matanya saat melihat laki-laki yang baru saja membuat amarahnya memuncak muncul dihadapannya. Alyssa mendesis kesal. Bolehkan ia membunuh laki-laki ini?.
“Kau gila?.” Tanya Alyssa ketika melihat Mario tanpa rasa bersalah duduk tepat disampingnya.
“Coba kau jelaskan dimana letak ketidak warasanku, heum.” Perintah Rio diserta pekikan Alyssa ketika merasakan tubuhnya melayang.
“Aku benar benar bernafsu untuk membunuhmu, Mario.”
“Lakukan, sayang. Tapi setelah aku memilikimu.” Seloroh Mario.
“Bukankah kau diberitau untuk menyiapkan dirimu, kita akan segera pergi sayang.” Lanjut Mario tanpa memperdulikan tangan Alyssa yang memukul bahunya.
“Lepaskan aku!. Aku bahkan baru tau beberapa saat sebelum kau datang.” Protes Alyssa lagi.
“Ya, aku memang sengaja tidak mengatakan padamu. Dan kau tidak bisa menolaknya, sayang. Ayahmu bahkan sangat menyetujui aku memilikimu.” Kata Mario mendudukan Alyssa di mobilnya. Alyssa baru saja akan menyuarakan protesnya lagi tapi terlambat karena Mario sudah menutup pintu mobilnya dan kembali memasuki rumahnya.
“Mario, bahkan aku belum mengeluarkan protesku lagi.” Teriak Alyssa kencang walaupun ia tau Mario tidak akan mendengarnya.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Terdengar keributan di sebuah ruangan khusus yang terletak di dalam sebuah butik terkenal. Siapa lagi yang berani menciptakan keributan itu di tempat ini tanpa harus dikeluarkan paksa selain Mario dan Alyssa?. Mario mengeram kesal ketika Alyssa masih saja menolak untuk mencoba beberapa baju terbaik dari butik itu.
“Aku tidak mau. Kenapa kau memaksa.” Kata Alyssa masih tetap bertahan pada keinginannya.
“Sayang. Ayolah, jangan membuatku marah.” Mario masih berusaha untuk membujuk Alyssa yang keras kepala itu.
“Jauhkan kata sayangmu itu, Mario. Walaupun kau mengucapkannya berkali-kali aku tetap tidak sudi mencoba baju ini sebelum kau menjelaskannya padaku.” Kata Alyssa. Matanya menantang mata Mario untuk membalas tatapannya.
“Sudah ku katakan berapa kali, sayang. Aku mencintaimu. Aku menginginkanmu. Aku tidak bodoh untuk melepaskanmu begitu saja. Kau milikku.” Jawab Mario. Tangannya bergerak melingkar dipinggang ramping Alyssa, menarik Alyssa kedalam pelukan hangatnya.
“Kau tau, tuan. Kau bahkan sangat sangat egois.” Alyssa bahkan tak menolak pelukkan Mario.
“Ya, aku tau itu. Dan itu artinya kau harus menuruti perintahku. Cobalah beberapa gaun ini dan kau akan menjadi istriku.” Ucap Mario lagi. Tangannya mengarahkan kepala Alyssa agar bersandar di dadanya.
“Kau bercanda?. Kita bahkan baru dua bulan bertemu.” Protes Alyssa lagi. Ia mengangkat kepalanya lagi namun kembali bersandar saat ia merasakan ketenangan ketika mendengar detak jantung Mario. Kenapa berdetak sangat cepat?.
“Tidak, harus ada yang kuralat dari ucapanmu tadi. Kau harus tau ini. Aku bahkan selalu mengawasimu selama satu tahun belakangan. Alyssa Haling, kau tak menyadari keberadaanku karna kau sendiri yang terlalu tak peduli dengan siapa yang ada didekatmu.” Kata Mario tenang. Ia memejamkan matanya mencoba untuk menikmati saat saat ia memeluk Alyssa seperti ini.
“Benarkah?.” Diluar kesadarannya, Alyssa membalas pelukan Mario padanya. Dan apa tadi, ia bahkan tak protes saat Mario dengan seenaknya mengubah nama marganya. Ah lupakan.
Mario tertawa, “Kau tidak percaya?. Kau bahkan tengah mendengar debaran jantungku saat berada di dekatmu seperti ini. Aku mencintaimu, menikahlah denganku.”, Beberapa karyawan yang membawa gaun ditangannya, terlihat tengah menahan tawa mereka. Bagaimana bisa dua orang berbeda kelamin dihadapannya ini baru akan merencanakan pernikahan mereka tapi disaat mereka juga baru memilih gaun pernikahan mereka. Jika saja mereka tidak mengingat siapa dua orang itu, pasti karyawan-karyawan itu sudah sakit perut karena terlalu lama tertawa.
“Ooo, sayangnya aku tidak menerima penolakan. Kau ingat?. Kau sendiri yang mengatakan bahwa aku sangat egois, benar begitu?.” Lanjutnya lagi disertai cubitan dari Alyssa diperutnya.
“Baiklah, tuan pemaksa. Aku pasti akan gila setelah ini!.” Gerutu Alyssa disambut tawa keras dari Mario.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
“Makanlah, sayang. Kau belum makan hari ini.” Ucap Mario. Ia mulai tidak sabar saat Alyssa lagi-lagi masih menolak untuk memakan makanannya sejak lima belas menit yang lalu atau tepatnya lagi ketika makanan mereka tersaji dihadapannya. Alyssa menatap makanan yang dipesan Mario tadi, menatap Mario, kemudian beralih lagi menatap makanannya.
“Aku tidak mau.” Alyssa masih saja menolak untuk tidak menyantap makanannya.
“Lalu kau mau apa, sayang?. Kau tadi bahkan mengatakan bahwa perutmu minta diisi. Makanlah.” Kata Mario lagi. Mencoba bersabar menghadapi gadis yang sangat dicintainya ini.
“Aku mau makan tapi bukan di tempat ini, tuan pemaksa.”
Rio mendengus kesal, “Cepatlah berdiri, katakan padaku kau menginginkan makan ditempat seperti apa.”
Alyssa tertawa senang, kali ini ia yang menang.
”Kau hanya perlu mengikutiku saja. Ayo!.” Kata Alyssa berjalan meninggalkan Mario yang tengah meletakan beberapa lembar uang seratus ribuan untuk makanan yang bahkan belum mereka makan. Ya, tentu bukan salahnya. Mengingat Mario yang dengan percaya dirinya membawa Alyssa ke tempat makan mewah seperti ini tanpa meminta persetujuannya. Dan kalian harus tau bila Alyssa sangat sangat risih jika makan di tempat seperti ini. Ia akan lebih menyukai tempat yang walaupun terlihat sederhana tapi suasana tempat itu yang sangat membuatnya merasa nyaman.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Alyssa tengah bersantai di balkon kamarnya. Tangan kanannya menggenggam sebuah cangkir yang mengepulkan uap panas. Perlahan-lahan ia menyesap minumannya tanpa menalihkan padangannya dari apa yang sedari tadi tengah diperhatikannya. Mario. Laki-laki itu sepertinya tengah berbicara serius dengan ayahnya di bangku taman tepat di depan rumahnya. Entah apa Alyssa sendiri pun tidak mengetahuinya. Tapi, hanya ada dua kemungkinan. Bisnis atau pernikahannya. Atau mungkin juga keduanya. Ia segera mengalihkan pandangannya ketika ia tertangkap basah Mario tengah memperhatikan laki-laki itu.
“Apa yang kau lakukan, Alyssa?” Tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Ia mendudukan drinya di kursi yang memang tersedia di balkonnya. Meletakkan cangkir yang isinya tinggal setengah itu sembarangan lalu menarik nafasnya, berusaha menenangkan diri.
“Astaga!. Tak bisakah kau bila datang tanpa membuatku terkejut, tuan?”
“Kau terkejut?. Ku kira kau mengetahui kedatanganku setelah memata-mataiku tadi.” Pipi Alyssa merona. Mario selalu bisa membuatnya malu.
“Pipimu merona, Al.” Goda Mario lagi membuat pipi Alyssa semakin memerah. Mario tertawa renyah kemudian berdiri membelakangi Alyssa. Hening. Keduanya tidak berniat untuk melanjutkan pembicaraan mereka tadi. Seperti mencoba untuk menikmati waktu kebersamaan mereka. Alyssa menatap punggung Mario dalam diam. Tanpa sadar ia mengagumi segala yang dimiliki oleh laki-laki dihadapanya ini. Alyssa mengalihkan pandangannya –lagi- ketika Mario membalikan tubuh menghadapnya.
‘Apa yang kau lakukan lagi, Alyssa. Aku benar-benar gila.’ Sesal Alyssa dalam hati. Apa lagi yang bisa ia lakukan selain merutuki dirinya saat ini.
“Mulai mencintaiku, sayang?.” Tanya Mario begitu ia mendudukan dirinya dikursi disamping Alyssa yang memang masih kosong itu.
Alyssa menatap sebal laki-laki itu, “Sudah kubilang, jauhkan mulutmu dari kata ‘sayang’ mu itu, Mario.”
Mario terkekeh pelan, “Dan kau tidak lupakan bahwa laki-laki tampan dihadapanmu ini memiliki sifat egois?.”
“Ya, dan aku sangat bodoh bisa melupakan hal sepenting itu.” Kata Alyssa sambil mempoutkan bibirnya.
Mario mendekatan wajahnya mendekati wajah Alyssa, tangannya mengacak gemas rambut Alyssa. “Kau sangat menggemaskan, sayang.” Alyssa mendorong paksa kepala Mario.
“Jauhkan wajahmu, tuan pemaksa.” Dengus Alyssa sebal ketika Mario mendekatkan lagi wajahnya.
“Tidak mau. Kau sangat menggemaskan saat kau tengah sebal seperti itu.” Goda Mario.
“Keras kepala. Apa yang kau bicarakan dengan ayahku tadi?.” Tanya Alyssa ketika mengingat Mario sempat berbicara dengan ayahnya dan Mario menangkap basah ketika ia tengah menatap laki-laki itu.
Mario tertawa lagi, “Kau penasaran?”
Tanpa sadar Alyssa mengangguk cepat membuat Mario semakin semangat untuk tertawa. Mario menjauhkan wajahnya mengingat apa yang ia bicarakan tadi dengan ayah Alyssa.
<<<<
Mario tiba di rumah itu tepat setelah ia menutup telfon dari ayah Alyssa. Mario keluar dari mobilnya dan berjalan terburu-buru memasuki halaman depan rumah itu. Ayah Alyssa berdiri ketika melihat Mario berjalan kearahnya dengan senyum mengembang.
“Duduklah. Aku bahkan barusaja tersadar dari keterkejutanku melihatmu yang langsung saja tiba di rumahku begitu aku menyuruhmu kesini.” Ujarnya lagi. Tuan besar Umari atau Ayah Alyssa. Laki-laki yang sedikit lagi mencapai usia kepala lima itu memberikan senyumterbaiknya kepada calon menantunya itu. Tidak akan menyesal. Ya, ia tidak akan pernah menyesal menyerahkan putri kesayangannya itu kepada Mario.
“Bagaimana rencanamu?.” Tanya Tuan Umari langsung setelah tadi sempat basa-basi dengan calon menantu-nya itu.
“Hampir selesai, yah. Konsumsinya yang masih sedikit bermasalah. Tapi, kabar baiknya adalah undangannya sudah selesai dicetak dan mulai disebarkan. Hanya saja putrimu itu yang sangat cerewet.” Jawab Mario tanpa khawatir akan dicaci-maki setelah mengatai anak dari lawan bicaranya ini dengan mengatakan bahwa putrinya sangatlah cerewet.
Tuan Umari tertawa, “Yah, kau harus tau sifat dari putriku itu. Ia selalu menginginkan segala sesuatu dengan sempurna.”
“Aku sangat tau itu, ayah. Dan aku bisa mematahkan sifat banyak bicaranya dengan keras kepalaku.” Jawab Mario disertai kekehan ringannya.
“Akan kupastikan bahwa aku tak akan pernah menyesal menyerahkan putriku padamu, Tuan Muda Haling.”
“Dan aku akan menjaga kepercayaanmu itu karena aku sangat mencintai putrimu.” Tekat Mario.
Tuan Umari menganggukan kepalanya, “Aku sangat mempercayaimu.”
“Ayah, Alyssa berada di rumah?” Tanya Mario.
“Kau tak melihat putriku yang sedari kau menjelaskan pernikahanmu tidak mengedipkan matanya saat memperhatikanmu.” Ucapnya disertai kekehan kecil. “Di balkon, lihatlah.”
Mario segera mengalihkan padangannya ke balkon kamar Alyssa. Dan tepat sekali, Alyssa langsung mengalihkan pandangannya begitu Mario menangkap basah dia yang tengah memperhatikan Mario.
Mario terkekeh, “Kenapa putri anda sangat menggemaskan. Aku jadi tidak bisa berpaling darinya.”
“Yak. Jangan kau coba-coba berpaling dari putriku.” Kata Tuan Umari tajam yang dijawab tawa lebar dari Mario.
“Tidak akan. Putrimu akan tetap menjadi milikku satu-satunya.”
>>>>>
“Kau terlihat lebih menggemaskan bila kau tengah merasa penasaran seperti ini. Bukankah ini perlu ku abadikan.” Kelakar Mario.
“Jawab saja. Aku tidak akan termakan rayuanmu itu.” Ucap Alyssa membuat Mario tertawa keras.
“Kau akan tau sebentar lagi, sayang. Mendekatlah.” Perintah Mario. Alyssa mengangkat alisnya, merasa bingung dengan perintah Mario.
“Ayolah.” Perintah Mario lagi melihat Alyssa yang masih berdiam di tempatnya.
Alyssa berdiri dihadapan Mario, menatap Mario yang juga tengah menatapnya.
“Apa la..YAAAKK!.” Alyssa menjerit saat Mario tiba-tiba menarik tubuhnya dan mendudukannya di pangkuan laki-laki itu. Alyssa membisu, mencoba mengendalikan debaran jantungnya. Bagaimanapun juga, ini termasuk hal yang sangat intim yang ia lakukan dengan seorang laki-laki. Dan ia sangat menjamin bahwa hanya Mario-lah yang berani berbuat seperti ini padanya.
“Aku membicarakan suatu hal yang menurutku sangatlah penting dan kau tahu?. Aku tengah merencanakan masa depanmu.” Jelas Mario.
“Masa depanku?. Kau bercanda?.” Tanya Alyssa. Masih tidak mengerti dengan ‘masa depan-nya’ yang Mario maksudkan.
“Aku tidak bercanda, sayang. Telaah lagi apa yang ku ucapkan.” Suruh Mario menarik kepala Alyssa agar bersandar di dadanya. Alyssa diam, mencoba berfikir lagi. Tapi, benarkah ia bisa berfikir dengan logis bila saat ini ia tengah mendengar debaran jantung Mario yang tak kalah cepat dari debaran jantungnya?. Tentu saja jawabannya sudah teramat jelas.
“Masih tidak mengerti?.” Tanya Mario setelah melihat Alyssa masih saja terdiam.
Alyssa mengangguk cepat. Mario tertawa lagi. Kenapa Alyssa terlihat sangat polos saat ini?. Bahkan dua bulan lalu, saat ia datang ke rumah ini untuk keberapa kalinya -tapi Alyssa menganggap untuk pertama kalinya mengingat ia yang tak pernah menemui Alyssa secara gamblang dan memilih untuk mendekati Tuan Umari terlebih dahulu-, Alyssa mengacuhkan ajakannya. Saat itu Alyssa sangatlah terlihat memiliki sifat angkuh namun saat ini Mario dikejutkan dengan sifat asli Alyssa yang tengah gadis itu perlihatkan padanya.
“Jelaskan.” Pinta Alyssa merasa sedikit kesal dengan Mario yang menertawakannya.
“Apa yang perlu ku jelaskan, heum?.” Tanya Mario. Tangannya mengangkat kepala Alyssa, menatapnya dengan senyum yang makin melebar.
“Baiklah, tuan keras kepala. Lupakan ucapanku tadi.” Dengus Alyssa. Mario tertawa lagi. Entahlah, ia rasa perutnya sebentar lagi akan merasa keram karena hari ini ia banyak tertawa. Dan Mario menyukai ini, Alyssa-nya.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Dua bulan yang lalu. Alyssa resmi menjadi milik Mario sepenuhnya setelah laki-laki itu dengan sangat lancar mengucapkan ijab Qobul-nya. Dilanjutkan dengan resepsi mewah yang bahkan baru Alyssa ketahui jika itu semua dibiayai dengan uang hasil jerit payah Mario selama ini. Walaupun Tuan Haling maupun Tuan Umari sangat mampu untuk membiayai pernikahan putra-putrinya, namun Mario menolak keras bantuan uang ataupun tenaga yang kedua laki-laki itu tawarkan. Dan jangan lupakan tempat tinggalnya bersama Mario, laki-laki itu bahkan membeli rumah yang cukup besar setelah pernikahannya.
“Bangunlah. Bukankah kau ada rapat hari ini, Mario?.” Tanya Alyssa. Tangannya menarik selimut yang tengah menutupi tubuh Mario.
“Ayolah, lima menit lagi.” Pinta Mario masih dengan matanya yang terpejam.
Alyssa mendengus pasrah. Alyssa mengembalikan selimut yang sudah ia tarik tadi untuk ia gunakan menyelimuti tubuh Mario lagi. Ia sangat mengkhawatirkan pola tidur suaminya itu. Bukan apa-apa, ia tidak tega membangunkan laki-laki itu saat Mario baru memejamkan matanya pada pukul 3 seperti malam tadi. Alyssa lebih memilih untuk menyiapkan baju kantor Mario karena menu untuk sarapan pagi ini sudah ia selesaikan sebelum membangunkan Mario.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
“Pulanglah. Kau tidak bosan menungguiku, heum?.” Perintah Mario lembut.
“Kau mengusir istrimu ini, Mario?.” Tanya Alyssa sinis. Ia berdiri dari kursi yang ia duduki tadi, tepat di depan meja kerja Mario.
“Tidak-tidak. Duduklah. Temani aku lagi.” Jawab Mario cepat. Ia ikut berdiri kemudian berjalan hingga ia tepat berada di depan Alyssa yang tengah mengalihkan pandangannya.
“Apa kau bosan bila aku terus saja menungguimu, tuan?.” Tanya Alyssa lagi.
Mario meraih jemari Alyssa untuk digenggamnya, “Tidak. Aku takkan mungkin mengusirmu, sayang. Duduklah kembali, temani aku ya?.”
Alyssa menatap Mario, dengan mata yang memerah menahan tangis. Mario yang melihat itu segera memeluk tubuh ramping Alyssa. Mario fikir, sedikit ada yang berbeda dari istri cantiknya ini. Biasanya saat Alyssa mengunjungi kantornya setiap dua hari sekali, ia bahkan menanyakan hal yang sama. Dan demi apapun juga, ia tak berniat untuk mengusir Alyssa. Ia merasa khawatir jika nantinya istrinya itu akan merasa lelah dengan menunggunya. Tapi, hari ini berbeda. Alyssa menjadi lebih sensitif, biasanya Alyssa akan menjawab dengan gelengan kepala cantiknya itu disertai dengan senyum lebarnya ketika Mario menanyakan hal yang sama. Entahlah, apa yang ada difikiran istri cantiknya ini. Mario semakin mengeratkan pelukkannya saat mendengar isakan kecil yang keluar dari bibir mungil Alyssa.
“Maafkan aku. Maafkan aku, sayang. Jangan seperti ini.”
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Alyssa tengah berada di kantor Mario. Dengan cepat Alyssa berjalan ke arah ruangan Mario dengan senyum yang makin melebar. Tangannya bergerak mengusap perutnya yang masih terlihat rata. Tanpa berniat menganggu suaminya yang tengah meneliti sebuah berkas, ia melangkah dengan sangat pelan menuju sofa yang juga terletak diruang pribadi Mario. Alyssa tak akan menganggu Mario, ia akan diam menunggu Mario menyadari kehadirannya. Dan bingo. Hampir limabelas menit ia menunggu Mario menyapanya, namun laki-laki itu masih bergelut dengan kertas yang membuatnya cemburu itu.
“Kau mengacuhkan istrimu dan lebih memillh berkencan dengan kertas tak berguna itu, Mario. Aku bahkan bisa saja langsung membakar teman kencanmu itu.” Kesal Alyssa. Hancur sudah rencana yang telah ia susun semenjak ia menginjakkan kaki di ruangan ini.
Mario membelalakan matanya, terkejut mendapati istrinya sudah berada di sofa yang langsung menghadapnya. Ia segera menghampiri istrinya itu, mengacuhkan kertas yang bahkan tadi membuatnya tak menyadari kedatangan Alyssa.
“Kau cemburu?.” Tanya Mario begitu ia mendudukan iri disamping Alyssa.
“Cemburu dengan kertas?. Yang benar saja.” Alyssa mencoba mengelak. Ia bahkan sempat merencanakan untuk membakar kertas itu bukan?.
Mario terkekeh pelan, tangannya bergerak meraih jemari Alyssa untuk digenggamnya, “Aku bahkan mengharapkan bila kau cemburu, sayang. Tapi, jangan cemburu dengan istri ke-dua ku.”
“Kau, kapan kau menikah lagi?.” Tanya Alyssa. Dadanya tiba-tiba saja merasa sesak. Mario menghianatinya.
“Bukan-bukan. Bukan, sayang. Maksudku jangan cemburu pada kertas mahal itu.” Jawab Mario cepat sebelum Alyssa salah paham.
“Ya-ya-ya, terserah kau saja. Tanpa kau sadari, kau telah mengacaukan rencana cantikku.” Sebal Alyssa mencoba untuk melepaskan jarinya dari genggaman Mario.
“Kau memiliki rencana dan aku menghancurkannya. Salah siapa tidak memberi tau rencanamu padaku?.” Kata Mario.
“Ya, jadi apa aku boleh membencimu?.” Tanya Alyssa asal.
“Kujamin, kau tidak akan pernah bisa membenciku.” Ucap Mario tegas membuat Alyssa semakin merasa kesal.
“Ya-ya-ya, kau tau suamiku yang menyebalkan?.” Tanya Alyssa antusias. Ia beranjak, mendudukan diri dipangkuan Mario.
Mario tertawa, membenarkan posisi duduk Alyssa, “Tidak. Coba katakan.”
Alyssa semakin melebarkan senyumnya, meraih tangan Mario dan diletakkan di perutnya, “Cari tau sendiri.”
Mario menaikkan alisnya, masih belum mengerti dengan sikap Alyssa. Kenapa tangannya diletakkan di perut perempuan itu.
“Kau sakit?.” Tanya Mario. Ia merasa cemas bila perempuan itu mengangguk.
“Tidak.” Jawab Alyssa membuat Mario bernafas lega.
“Lalu?.” Mario kembali berfikir, mencoba menelaah lagi. Ia mengeram frustasi karna tidak juga menemukan jawabannya. Bukankah ia sempat menanyakan pada wanitanya itu dengan kata pertama yang terlintas di kepalanya dan Alyssa menjawab tidak?. Lalu apa?.
“Kau hamil?.” Tanya Mario asal. Ia merasa seperti tak sadar saat mengucapkan dua kata itu. Alyssa mengangguk kuat.
“Tepat sekali.”
Mario membelalakan matanya, “Kau hamil?.” Tanyanya lagi. Merasa seperti orang bodoh.
“Iya.” Jawab Alyssa lagi disertai kepalanya yang masih saja menganguk. Mario tersenyum lebar, tangannya ia gerakkan untuk mengelus perut Alyssa. Mario menitikkan air mata. Ia bahkan tak mampu membendung kebahagiaannya yang membuncah begitu saja. Dadanya bergemuruh.
“Berapa bulan?.” Tanya Mario setelah cukup lama menenangkan diri.
Tangan Alyssa bergerak menghapus air mata Mario. Mengecup pipi sebelah kanan laki-laki itu.
“Satu.” Lanjutnya begitu ia melepaskan kecupannya.
“Terima kasih. Jaga dia, kau yang paling tau keadaannya. Kau yang bisa merasakan kehadirannya. Terimakasih, sayang. Aku mencintaimu.” Ucap Mario kemudian menarik Alyssa kedalam pelukan-nya.
“Mario.” Rengek Alyssa setelah adegan mengharukan tadi.
“Bisakah kau memanggilku ‘sayang’ atau apapun itu selain kata ‘Mario’, sayang?.” Dengus Mario kesal. Berapa bulan ia menikahi wanita itu?. Kenapa sampai saat ini Alyssa masih saja bertingkah seperti kakaknya, memanggil nama saja. Pantaskah?. Jika mengingat umur Alyssa yang lebih muda lima tahun darinya. Sekali lagi, pantaskah?.
“Akan ku coba, tapi kau harus membuatkan aku makanan yang sangat lezat. Apakah bisa?”
“Akan ku coba, tapi kau harus menemaniku memasak. Apakah bisa?.” Kata Mario menirukan gaya bicara Alyssa yang menurutnya menggemaskan itu. Alyssa tertawa. Ia bahkan belum pernah memimpikan hal seindah ini. Ia merasa sangat bersyukur bisa dicintai oleh seorang Mario. Ya, Mario, pria-nya. Setelah ini, ia pasti tidak hanya bisa bermimpi indah saja. Ia bahkan bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan penuh kebahagiaan bersama seorang laki-laki istimewa. Dan nantinya rumah ini akan menjadi saksi tumbuhnya keluarga kecil seorang Mario Haling. Sekali lagi, Alyssa mencintai Mario-nya.
“Katakan kau mencintaiku.”
“Baiklah-baiklah, aku akan mengatakannya.”
“Katakan!.”
“Aku mencintaimu, tuan pemaksa.”
<<THE END>>
Hohoho, rencana mau post senin tapi sekolah malah libur. Berabe. Jadinya di post hari ini, telat berapa hari?. Wah aku jamin, pasti gak bakal berani buat janji lagi.
Author : Luthfi Kha
Cast : Mario Haling
Alyssa Umari
THIS STORY IS MINE. Don’t Re-Upload. Karya ini hasil pemikiran saya. Bagus jeleknya tergantung selera reader-nya.
Happy Reading guys. Don’t forget for Like, Coment. Love you guys.
“Bagaimana ini bisa terjadi?. Bisa kalian jelaskan padaku!.” Bentak seorang gadis tanpa memperdulikan selisih usia beberapa orang yang baru saja dibentaknya. Bahkan tidak ada yang berani melawan gadis itu walaupun gadis itu jelas lebih muda dari mereka. Ya, gadis itu Nyonya muda mereka. Alyssa Umari.
“Keluar dari ruanganku sekarang juga!.” Bentak Alyssa lagi saat tak mendapatkan jawaban apapun dari pelayannya. Mereka segera bergegas keluar dari ruangan yang menurut mereka menyeramkan itu tanpa menunggu Alyssa menyuarakan bentakannya untuk yang ketiga kalinya. Jika kalian berfikir gadis ini tengah berada di ruangan kantornya, sangat jelas kalian salah. Alyssa tengah berada di sebuah ruangan pribadi miliknya.
“Mario Haling!.” Desisnya marah. Ia bahkan baru dua bulan mengenal laki-laki itu, tapi entah apa yang difikirkan oleh laki-laki itu sehingga berani melamarnya dua minggu yang lalu. Dan ia bahkan baru mengetahui hari ini, setelah salah satu pelayannya menyampaikan jadwal Alyssa hari ini. Sial. Datang ke sebuah butik yang terkenal karena wedding dress-nya?. Ia bukan gadis bodoh. Ia tahu benar maksud dari kalimat itu.
“Sayang.” Alyssa membelalakan matanya saat melihat laki-laki yang baru saja membuat amarahnya memuncak muncul dihadapannya. Alyssa mendesis kesal. Bolehkan ia membunuh laki-laki ini?.
“Kau gila?.” Tanya Alyssa ketika melihat Mario tanpa rasa bersalah duduk tepat disampingnya.
“Coba kau jelaskan dimana letak ketidak warasanku, heum.” Perintah Rio diserta pekikan Alyssa ketika merasakan tubuhnya melayang.
“Aku benar benar bernafsu untuk membunuhmu, Mario.”
“Lakukan, sayang. Tapi setelah aku memilikimu.” Seloroh Mario.
“Bukankah kau diberitau untuk menyiapkan dirimu, kita akan segera pergi sayang.” Lanjut Mario tanpa memperdulikan tangan Alyssa yang memukul bahunya.
“Lepaskan aku!. Aku bahkan baru tau beberapa saat sebelum kau datang.” Protes Alyssa lagi.
“Ya, aku memang sengaja tidak mengatakan padamu. Dan kau tidak bisa menolaknya, sayang. Ayahmu bahkan sangat menyetujui aku memilikimu.” Kata Mario mendudukan Alyssa di mobilnya. Alyssa baru saja akan menyuarakan protesnya lagi tapi terlambat karena Mario sudah menutup pintu mobilnya dan kembali memasuki rumahnya.
“Mario, bahkan aku belum mengeluarkan protesku lagi.” Teriak Alyssa kencang walaupun ia tau Mario tidak akan mendengarnya.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Terdengar keributan di sebuah ruangan khusus yang terletak di dalam sebuah butik terkenal. Siapa lagi yang berani menciptakan keributan itu di tempat ini tanpa harus dikeluarkan paksa selain Mario dan Alyssa?. Mario mengeram kesal ketika Alyssa masih saja menolak untuk mencoba beberapa baju terbaik dari butik itu.
“Aku tidak mau. Kenapa kau memaksa.” Kata Alyssa masih tetap bertahan pada keinginannya.
“Sayang. Ayolah, jangan membuatku marah.” Mario masih berusaha untuk membujuk Alyssa yang keras kepala itu.
“Jauhkan kata sayangmu itu, Mario. Walaupun kau mengucapkannya berkali-kali aku tetap tidak sudi mencoba baju ini sebelum kau menjelaskannya padaku.” Kata Alyssa. Matanya menantang mata Mario untuk membalas tatapannya.
“Sudah ku katakan berapa kali, sayang. Aku mencintaimu. Aku menginginkanmu. Aku tidak bodoh untuk melepaskanmu begitu saja. Kau milikku.” Jawab Mario. Tangannya bergerak melingkar dipinggang ramping Alyssa, menarik Alyssa kedalam pelukan hangatnya.
“Kau tau, tuan. Kau bahkan sangat sangat egois.” Alyssa bahkan tak menolak pelukkan Mario.
“Ya, aku tau itu. Dan itu artinya kau harus menuruti perintahku. Cobalah beberapa gaun ini dan kau akan menjadi istriku.” Ucap Mario lagi. Tangannya mengarahkan kepala Alyssa agar bersandar di dadanya.
“Kau bercanda?. Kita bahkan baru dua bulan bertemu.” Protes Alyssa lagi. Ia mengangkat kepalanya lagi namun kembali bersandar saat ia merasakan ketenangan ketika mendengar detak jantung Mario. Kenapa berdetak sangat cepat?.
“Tidak, harus ada yang kuralat dari ucapanmu tadi. Kau harus tau ini. Aku bahkan selalu mengawasimu selama satu tahun belakangan. Alyssa Haling, kau tak menyadari keberadaanku karna kau sendiri yang terlalu tak peduli dengan siapa yang ada didekatmu.” Kata Mario tenang. Ia memejamkan matanya mencoba untuk menikmati saat saat ia memeluk Alyssa seperti ini.
“Benarkah?.” Diluar kesadarannya, Alyssa membalas pelukan Mario padanya. Dan apa tadi, ia bahkan tak protes saat Mario dengan seenaknya mengubah nama marganya. Ah lupakan.
Mario tertawa, “Kau tidak percaya?. Kau bahkan tengah mendengar debaran jantungku saat berada di dekatmu seperti ini. Aku mencintaimu, menikahlah denganku.”, Beberapa karyawan yang membawa gaun ditangannya, terlihat tengah menahan tawa mereka. Bagaimana bisa dua orang berbeda kelamin dihadapannya ini baru akan merencanakan pernikahan mereka tapi disaat mereka juga baru memilih gaun pernikahan mereka. Jika saja mereka tidak mengingat siapa dua orang itu, pasti karyawan-karyawan itu sudah sakit perut karena terlalu lama tertawa.
“Ooo, sayangnya aku tidak menerima penolakan. Kau ingat?. Kau sendiri yang mengatakan bahwa aku sangat egois, benar begitu?.” Lanjutnya lagi disertai cubitan dari Alyssa diperutnya.
“Baiklah, tuan pemaksa. Aku pasti akan gila setelah ini!.” Gerutu Alyssa disambut tawa keras dari Mario.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
“Makanlah, sayang. Kau belum makan hari ini.” Ucap Mario. Ia mulai tidak sabar saat Alyssa lagi-lagi masih menolak untuk memakan makanannya sejak lima belas menit yang lalu atau tepatnya lagi ketika makanan mereka tersaji dihadapannya. Alyssa menatap makanan yang dipesan Mario tadi, menatap Mario, kemudian beralih lagi menatap makanannya.
“Aku tidak mau.” Alyssa masih saja menolak untuk tidak menyantap makanannya.
“Lalu kau mau apa, sayang?. Kau tadi bahkan mengatakan bahwa perutmu minta diisi. Makanlah.” Kata Mario lagi. Mencoba bersabar menghadapi gadis yang sangat dicintainya ini.
“Aku mau makan tapi bukan di tempat ini, tuan pemaksa.”
Rio mendengus kesal, “Cepatlah berdiri, katakan padaku kau menginginkan makan ditempat seperti apa.”
Alyssa tertawa senang, kali ini ia yang menang.
”Kau hanya perlu mengikutiku saja. Ayo!.” Kata Alyssa berjalan meninggalkan Mario yang tengah meletakan beberapa lembar uang seratus ribuan untuk makanan yang bahkan belum mereka makan. Ya, tentu bukan salahnya. Mengingat Mario yang dengan percaya dirinya membawa Alyssa ke tempat makan mewah seperti ini tanpa meminta persetujuannya. Dan kalian harus tau bila Alyssa sangat sangat risih jika makan di tempat seperti ini. Ia akan lebih menyukai tempat yang walaupun terlihat sederhana tapi suasana tempat itu yang sangat membuatnya merasa nyaman.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Alyssa tengah bersantai di balkon kamarnya. Tangan kanannya menggenggam sebuah cangkir yang mengepulkan uap panas. Perlahan-lahan ia menyesap minumannya tanpa menalihkan padangannya dari apa yang sedari tadi tengah diperhatikannya. Mario. Laki-laki itu sepertinya tengah berbicara serius dengan ayahnya di bangku taman tepat di depan rumahnya. Entah apa Alyssa sendiri pun tidak mengetahuinya. Tapi, hanya ada dua kemungkinan. Bisnis atau pernikahannya. Atau mungkin juga keduanya. Ia segera mengalihkan pandangannya ketika ia tertangkap basah Mario tengah memperhatikan laki-laki itu.
“Apa yang kau lakukan, Alyssa?” Tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Ia mendudukan drinya di kursi yang memang tersedia di balkonnya. Meletakkan cangkir yang isinya tinggal setengah itu sembarangan lalu menarik nafasnya, berusaha menenangkan diri.
“Astaga!. Tak bisakah kau bila datang tanpa membuatku terkejut, tuan?”
“Kau terkejut?. Ku kira kau mengetahui kedatanganku setelah memata-mataiku tadi.” Pipi Alyssa merona. Mario selalu bisa membuatnya malu.
“Pipimu merona, Al.” Goda Mario lagi membuat pipi Alyssa semakin memerah. Mario tertawa renyah kemudian berdiri membelakangi Alyssa. Hening. Keduanya tidak berniat untuk melanjutkan pembicaraan mereka tadi. Seperti mencoba untuk menikmati waktu kebersamaan mereka. Alyssa menatap punggung Mario dalam diam. Tanpa sadar ia mengagumi segala yang dimiliki oleh laki-laki dihadapanya ini. Alyssa mengalihkan pandangannya –lagi- ketika Mario membalikan tubuh menghadapnya.
‘Apa yang kau lakukan lagi, Alyssa. Aku benar-benar gila.’ Sesal Alyssa dalam hati. Apa lagi yang bisa ia lakukan selain merutuki dirinya saat ini.
“Mulai mencintaiku, sayang?.” Tanya Mario begitu ia mendudukan dirinya dikursi disamping Alyssa yang memang masih kosong itu.
Alyssa menatap sebal laki-laki itu, “Sudah kubilang, jauhkan mulutmu dari kata ‘sayang’ mu itu, Mario.”
Mario terkekeh pelan, “Dan kau tidak lupakan bahwa laki-laki tampan dihadapanmu ini memiliki sifat egois?.”
“Ya, dan aku sangat bodoh bisa melupakan hal sepenting itu.” Kata Alyssa sambil mempoutkan bibirnya.
Mario mendekatan wajahnya mendekati wajah Alyssa, tangannya mengacak gemas rambut Alyssa. “Kau sangat menggemaskan, sayang.” Alyssa mendorong paksa kepala Mario.
“Jauhkan wajahmu, tuan pemaksa.” Dengus Alyssa sebal ketika Mario mendekatkan lagi wajahnya.
“Tidak mau. Kau sangat menggemaskan saat kau tengah sebal seperti itu.” Goda Mario.
“Keras kepala. Apa yang kau bicarakan dengan ayahku tadi?.” Tanya Alyssa ketika mengingat Mario sempat berbicara dengan ayahnya dan Mario menangkap basah ketika ia tengah menatap laki-laki itu.
Mario tertawa lagi, “Kau penasaran?”
Tanpa sadar Alyssa mengangguk cepat membuat Mario semakin semangat untuk tertawa. Mario menjauhkan wajahnya mengingat apa yang ia bicarakan tadi dengan ayah Alyssa.
<<<<
Mario tiba di rumah itu tepat setelah ia menutup telfon dari ayah Alyssa. Mario keluar dari mobilnya dan berjalan terburu-buru memasuki halaman depan rumah itu. Ayah Alyssa berdiri ketika melihat Mario berjalan kearahnya dengan senyum mengembang.
“Duduklah. Aku bahkan barusaja tersadar dari keterkejutanku melihatmu yang langsung saja tiba di rumahku begitu aku menyuruhmu kesini.” Ujarnya lagi. Tuan besar Umari atau Ayah Alyssa. Laki-laki yang sedikit lagi mencapai usia kepala lima itu memberikan senyumterbaiknya kepada calon menantunya itu. Tidak akan menyesal. Ya, ia tidak akan pernah menyesal menyerahkan putri kesayangannya itu kepada Mario.
“Bagaimana rencanamu?.” Tanya Tuan Umari langsung setelah tadi sempat basa-basi dengan calon menantu-nya itu.
“Hampir selesai, yah. Konsumsinya yang masih sedikit bermasalah. Tapi, kabar baiknya adalah undangannya sudah selesai dicetak dan mulai disebarkan. Hanya saja putrimu itu yang sangat cerewet.” Jawab Mario tanpa khawatir akan dicaci-maki setelah mengatai anak dari lawan bicaranya ini dengan mengatakan bahwa putrinya sangatlah cerewet.
Tuan Umari tertawa, “Yah, kau harus tau sifat dari putriku itu. Ia selalu menginginkan segala sesuatu dengan sempurna.”
“Aku sangat tau itu, ayah. Dan aku bisa mematahkan sifat banyak bicaranya dengan keras kepalaku.” Jawab Mario disertai kekehan ringannya.
“Akan kupastikan bahwa aku tak akan pernah menyesal menyerahkan putriku padamu, Tuan Muda Haling.”
“Dan aku akan menjaga kepercayaanmu itu karena aku sangat mencintai putrimu.” Tekat Mario.
Tuan Umari menganggukan kepalanya, “Aku sangat mempercayaimu.”
“Ayah, Alyssa berada di rumah?” Tanya Mario.
“Kau tak melihat putriku yang sedari kau menjelaskan pernikahanmu tidak mengedipkan matanya saat memperhatikanmu.” Ucapnya disertai kekehan kecil. “Di balkon, lihatlah.”
Mario segera mengalihkan padangannya ke balkon kamar Alyssa. Dan tepat sekali, Alyssa langsung mengalihkan pandangannya begitu Mario menangkap basah dia yang tengah memperhatikan Mario.
Mario terkekeh, “Kenapa putri anda sangat menggemaskan. Aku jadi tidak bisa berpaling darinya.”
“Yak. Jangan kau coba-coba berpaling dari putriku.” Kata Tuan Umari tajam yang dijawab tawa lebar dari Mario.
“Tidak akan. Putrimu akan tetap menjadi milikku satu-satunya.”
>>>>>
“Kau terlihat lebih menggemaskan bila kau tengah merasa penasaran seperti ini. Bukankah ini perlu ku abadikan.” Kelakar Mario.
“Jawab saja. Aku tidak akan termakan rayuanmu itu.” Ucap Alyssa membuat Mario tertawa keras.
“Kau akan tau sebentar lagi, sayang. Mendekatlah.” Perintah Mario. Alyssa mengangkat alisnya, merasa bingung dengan perintah Mario.
“Ayolah.” Perintah Mario lagi melihat Alyssa yang masih berdiam di tempatnya.
Alyssa berdiri dihadapan Mario, menatap Mario yang juga tengah menatapnya.
“Apa la..YAAAKK!.” Alyssa menjerit saat Mario tiba-tiba menarik tubuhnya dan mendudukannya di pangkuan laki-laki itu. Alyssa membisu, mencoba mengendalikan debaran jantungnya. Bagaimanapun juga, ini termasuk hal yang sangat intim yang ia lakukan dengan seorang laki-laki. Dan ia sangat menjamin bahwa hanya Mario-lah yang berani berbuat seperti ini padanya.
“Aku membicarakan suatu hal yang menurutku sangatlah penting dan kau tahu?. Aku tengah merencanakan masa depanmu.” Jelas Mario.
“Masa depanku?. Kau bercanda?.” Tanya Alyssa. Masih tidak mengerti dengan ‘masa depan-nya’ yang Mario maksudkan.
“Aku tidak bercanda, sayang. Telaah lagi apa yang ku ucapkan.” Suruh Mario menarik kepala Alyssa agar bersandar di dadanya. Alyssa diam, mencoba berfikir lagi. Tapi, benarkah ia bisa berfikir dengan logis bila saat ini ia tengah mendengar debaran jantung Mario yang tak kalah cepat dari debaran jantungnya?. Tentu saja jawabannya sudah teramat jelas.
“Masih tidak mengerti?.” Tanya Mario setelah melihat Alyssa masih saja terdiam.
Alyssa mengangguk cepat. Mario tertawa lagi. Kenapa Alyssa terlihat sangat polos saat ini?. Bahkan dua bulan lalu, saat ia datang ke rumah ini untuk keberapa kalinya -tapi Alyssa menganggap untuk pertama kalinya mengingat ia yang tak pernah menemui Alyssa secara gamblang dan memilih untuk mendekati Tuan Umari terlebih dahulu-, Alyssa mengacuhkan ajakannya. Saat itu Alyssa sangatlah terlihat memiliki sifat angkuh namun saat ini Mario dikejutkan dengan sifat asli Alyssa yang tengah gadis itu perlihatkan padanya.
“Jelaskan.” Pinta Alyssa merasa sedikit kesal dengan Mario yang menertawakannya.
“Apa yang perlu ku jelaskan, heum?.” Tanya Mario. Tangannya mengangkat kepala Alyssa, menatapnya dengan senyum yang makin melebar.
“Baiklah, tuan keras kepala. Lupakan ucapanku tadi.” Dengus Alyssa. Mario tertawa lagi. Entahlah, ia rasa perutnya sebentar lagi akan merasa keram karena hari ini ia banyak tertawa. Dan Mario menyukai ini, Alyssa-nya.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Dua bulan yang lalu. Alyssa resmi menjadi milik Mario sepenuhnya setelah laki-laki itu dengan sangat lancar mengucapkan ijab Qobul-nya. Dilanjutkan dengan resepsi mewah yang bahkan baru Alyssa ketahui jika itu semua dibiayai dengan uang hasil jerit payah Mario selama ini. Walaupun Tuan Haling maupun Tuan Umari sangat mampu untuk membiayai pernikahan putra-putrinya, namun Mario menolak keras bantuan uang ataupun tenaga yang kedua laki-laki itu tawarkan. Dan jangan lupakan tempat tinggalnya bersama Mario, laki-laki itu bahkan membeli rumah yang cukup besar setelah pernikahannya.
“Bangunlah. Bukankah kau ada rapat hari ini, Mario?.” Tanya Alyssa. Tangannya menarik selimut yang tengah menutupi tubuh Mario.
“Ayolah, lima menit lagi.” Pinta Mario masih dengan matanya yang terpejam.
Alyssa mendengus pasrah. Alyssa mengembalikan selimut yang sudah ia tarik tadi untuk ia gunakan menyelimuti tubuh Mario lagi. Ia sangat mengkhawatirkan pola tidur suaminya itu. Bukan apa-apa, ia tidak tega membangunkan laki-laki itu saat Mario baru memejamkan matanya pada pukul 3 seperti malam tadi. Alyssa lebih memilih untuk menyiapkan baju kantor Mario karena menu untuk sarapan pagi ini sudah ia selesaikan sebelum membangunkan Mario.
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
“Pulanglah. Kau tidak bosan menungguiku, heum?.” Perintah Mario lembut.
“Kau mengusir istrimu ini, Mario?.” Tanya Alyssa sinis. Ia berdiri dari kursi yang ia duduki tadi, tepat di depan meja kerja Mario.
“Tidak-tidak. Duduklah. Temani aku lagi.” Jawab Mario cepat. Ia ikut berdiri kemudian berjalan hingga ia tepat berada di depan Alyssa yang tengah mengalihkan pandangannya.
“Apa kau bosan bila aku terus saja menungguimu, tuan?.” Tanya Alyssa lagi.
Mario meraih jemari Alyssa untuk digenggamnya, “Tidak. Aku takkan mungkin mengusirmu, sayang. Duduklah kembali, temani aku ya?.”
Alyssa menatap Mario, dengan mata yang memerah menahan tangis. Mario yang melihat itu segera memeluk tubuh ramping Alyssa. Mario fikir, sedikit ada yang berbeda dari istri cantiknya ini. Biasanya saat Alyssa mengunjungi kantornya setiap dua hari sekali, ia bahkan menanyakan hal yang sama. Dan demi apapun juga, ia tak berniat untuk mengusir Alyssa. Ia merasa khawatir jika nantinya istrinya itu akan merasa lelah dengan menunggunya. Tapi, hari ini berbeda. Alyssa menjadi lebih sensitif, biasanya Alyssa akan menjawab dengan gelengan kepala cantiknya itu disertai dengan senyum lebarnya ketika Mario menanyakan hal yang sama. Entahlah, apa yang ada difikiran istri cantiknya ini. Mario semakin mengeratkan pelukkannya saat mendengar isakan kecil yang keluar dari bibir mungil Alyssa.
“Maafkan aku. Maafkan aku, sayang. Jangan seperti ini.”
<<<@FikhaComgirl Rfm Chelgasfever@>>>
Alyssa tengah berada di kantor Mario. Dengan cepat Alyssa berjalan ke arah ruangan Mario dengan senyum yang makin melebar. Tangannya bergerak mengusap perutnya yang masih terlihat rata. Tanpa berniat menganggu suaminya yang tengah meneliti sebuah berkas, ia melangkah dengan sangat pelan menuju sofa yang juga terletak diruang pribadi Mario. Alyssa tak akan menganggu Mario, ia akan diam menunggu Mario menyadari kehadirannya. Dan bingo. Hampir limabelas menit ia menunggu Mario menyapanya, namun laki-laki itu masih bergelut dengan kertas yang membuatnya cemburu itu.
“Kau mengacuhkan istrimu dan lebih memillh berkencan dengan kertas tak berguna itu, Mario. Aku bahkan bisa saja langsung membakar teman kencanmu itu.” Kesal Alyssa. Hancur sudah rencana yang telah ia susun semenjak ia menginjakkan kaki di ruangan ini.
Mario membelalakan matanya, terkejut mendapati istrinya sudah berada di sofa yang langsung menghadapnya. Ia segera menghampiri istrinya itu, mengacuhkan kertas yang bahkan tadi membuatnya tak menyadari kedatangan Alyssa.
“Kau cemburu?.” Tanya Mario begitu ia mendudukan iri disamping Alyssa.
“Cemburu dengan kertas?. Yang benar saja.” Alyssa mencoba mengelak. Ia bahkan sempat merencanakan untuk membakar kertas itu bukan?.
Mario terkekeh pelan, tangannya bergerak meraih jemari Alyssa untuk digenggamnya, “Aku bahkan mengharapkan bila kau cemburu, sayang. Tapi, jangan cemburu dengan istri ke-dua ku.”
“Kau, kapan kau menikah lagi?.” Tanya Alyssa. Dadanya tiba-tiba saja merasa sesak. Mario menghianatinya.
“Bukan-bukan. Bukan, sayang. Maksudku jangan cemburu pada kertas mahal itu.” Jawab Mario cepat sebelum Alyssa salah paham.
“Ya-ya-ya, terserah kau saja. Tanpa kau sadari, kau telah mengacaukan rencana cantikku.” Sebal Alyssa mencoba untuk melepaskan jarinya dari genggaman Mario.
“Kau memiliki rencana dan aku menghancurkannya. Salah siapa tidak memberi tau rencanamu padaku?.” Kata Mario.
“Ya, jadi apa aku boleh membencimu?.” Tanya Alyssa asal.
“Kujamin, kau tidak akan pernah bisa membenciku.” Ucap Mario tegas membuat Alyssa semakin merasa kesal.
“Ya-ya-ya, kau tau suamiku yang menyebalkan?.” Tanya Alyssa antusias. Ia beranjak, mendudukan diri dipangkuan Mario.
Mario tertawa, membenarkan posisi duduk Alyssa, “Tidak. Coba katakan.”
Alyssa semakin melebarkan senyumnya, meraih tangan Mario dan diletakkan di perutnya, “Cari tau sendiri.”
Mario menaikkan alisnya, masih belum mengerti dengan sikap Alyssa. Kenapa tangannya diletakkan di perut perempuan itu.
“Kau sakit?.” Tanya Mario. Ia merasa cemas bila perempuan itu mengangguk.
“Tidak.” Jawab Alyssa membuat Mario bernafas lega.
“Lalu?.” Mario kembali berfikir, mencoba menelaah lagi. Ia mengeram frustasi karna tidak juga menemukan jawabannya. Bukankah ia sempat menanyakan pada wanitanya itu dengan kata pertama yang terlintas di kepalanya dan Alyssa menjawab tidak?. Lalu apa?.
“Kau hamil?.” Tanya Mario asal. Ia merasa seperti tak sadar saat mengucapkan dua kata itu. Alyssa mengangguk kuat.
“Tepat sekali.”
Mario membelalakan matanya, “Kau hamil?.” Tanyanya lagi. Merasa seperti orang bodoh.
“Iya.” Jawab Alyssa lagi disertai kepalanya yang masih saja menganguk. Mario tersenyum lebar, tangannya ia gerakkan untuk mengelus perut Alyssa. Mario menitikkan air mata. Ia bahkan tak mampu membendung kebahagiaannya yang membuncah begitu saja. Dadanya bergemuruh.
“Berapa bulan?.” Tanya Mario setelah cukup lama menenangkan diri.
Tangan Alyssa bergerak menghapus air mata Mario. Mengecup pipi sebelah kanan laki-laki itu.
“Satu.” Lanjutnya begitu ia melepaskan kecupannya.
“Terima kasih. Jaga dia, kau yang paling tau keadaannya. Kau yang bisa merasakan kehadirannya. Terimakasih, sayang. Aku mencintaimu.” Ucap Mario kemudian menarik Alyssa kedalam pelukan-nya.
“Mario.” Rengek Alyssa setelah adegan mengharukan tadi.
“Bisakah kau memanggilku ‘sayang’ atau apapun itu selain kata ‘Mario’, sayang?.” Dengus Mario kesal. Berapa bulan ia menikahi wanita itu?. Kenapa sampai saat ini Alyssa masih saja bertingkah seperti kakaknya, memanggil nama saja. Pantaskah?. Jika mengingat umur Alyssa yang lebih muda lima tahun darinya. Sekali lagi, pantaskah?.
“Akan ku coba, tapi kau harus membuatkan aku makanan yang sangat lezat. Apakah bisa?”
“Akan ku coba, tapi kau harus menemaniku memasak. Apakah bisa?.” Kata Mario menirukan gaya bicara Alyssa yang menurutnya menggemaskan itu. Alyssa tertawa. Ia bahkan belum pernah memimpikan hal seindah ini. Ia merasa sangat bersyukur bisa dicintai oleh seorang Mario. Ya, Mario, pria-nya. Setelah ini, ia pasti tidak hanya bisa bermimpi indah saja. Ia bahkan bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan penuh kebahagiaan bersama seorang laki-laki istimewa. Dan nantinya rumah ini akan menjadi saksi tumbuhnya keluarga kecil seorang Mario Haling. Sekali lagi, Alyssa mencintai Mario-nya.
“Katakan kau mencintaiku.”
“Baiklah-baiklah, aku akan mengatakannya.”
“Katakan!.”
“Aku mencintaimu, tuan pemaksa.”
<<THE END>>
Hohoho, rencana mau post senin tapi sekolah malah libur. Berabe. Jadinya di post hari ini, telat berapa hari?. Wah aku jamin, pasti gak bakal berani buat janji lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar