Senin, 17 Oktober 2016

My Love Part 1c

My Love Part 1c
“GUBRAAK!!” Terdengar suara entah darimana tak berselang lama dari selesainya Ify menyelesaikan ucapannya. Dengan tergesa-gesa Ify berlari mencari sumber suara.
“Kak Rio!.” Pekik Ify lalu berlari menghampiri Rio yang masih terduduk sambil memegang keningnya. Jidat Rio baru saja mencium tiang penyangga yang berada di sebelah dapur rumah itu. Bukannya tadi Ify menyuruhnya pindah, dan orang bodoh pun tau kalau tidur itu pasti di tempat tidur. Sejak kapan di dapur ada tempat tidurnya?. Fungsinya telinga buat apa?.
‘Gimana gak nyium tiang, orang matanya aja masih merem gitu. Mana tadi udah gueberesin kamarnya, kak Rio cuma tinggal make doang aja pake acara kejedot tiang. O, atau mungkin karena kelewat cuek?.Ya bisa jadi, hitung-hitung balesan buat dia. Karma.’ Gerutu Ify dalam hati. Bagaimanapun juga Ify tidak mungkin mengatakannya langsung di depan Rio karena ia tau pasti bila tiang itu tidak mungkin seempuk bantal tidurnya, dalam kata lain, keras. Ia pasti juga akan menangis bila itu menimpa padanya. Ify menatap Rio prihatin.
“Kakak sih main nyelonong aja. Mana matanya masih merem lagi, nabrak pintukan jadinya. Ayo, Ify bantu kakak berdiri.” Selorohnya lagi. Tangannya ia ulurkan untuk membantu Rio berdiri. Rio masih saja mengaduh sakit tanpa memperdulikan tangan Ify yang masih terulur kepadanya.
“Ayo berdiri. Ify obatin jidat kakak yang lebam itu.” Gemas Ify karena tak kunjung mendapat respon dari Rio.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Masih pukul enam lebih lima belas pagi, tetapi di rumah itu sudah terjadi keributan. Siapa lagi kalau bukan Ify dan Rio. Saat akan mengambil sarapan sebelum berangkat sekolah tadi, Ify masih menemukan kunci mobil Rio di atas meja dapur. Dengan terburu-buru Ify melangkah cepat menuju kamar tamu.
“Astaga, kak Rio!.” Panggil Ify kencang. Bagaimana bisa, di saat Ify sudah rapi memakai baju sekolahnya Rio malah enak-enakan ngelukis di pulau kapuk. Ify mencoba mengumpulkan keberaniannya, ditambah lagi ia harus mengendalikan detak jantungnya yang semakin tak karuan. Akhirnya, setelah cukup lama terdiam, tangannya bergerak menepuk lengan Rio beberapa kali.
Karena tak kunjung mendapat tanggapan dari Rio, Ify segera pergi kekamar mandi untuk membasahi telapak tangannya dengan air. Ify mengusapkan telapak tangannya yang basah ke wajah Rio. Hal itu membuat Rio seketika juga membuka lebar mata. Ia menatap Ify nyalang.
“Maaf kak. Salah kakak juga di bangunin tapi gak bangun.”Sesalnya. Ia bahkan baru menyadari bahwa Rio terlihat lebih menakutkan apabila sedang marah di saat bangun tidur seperti ini. Ingatkan Ify untuk tidak lagi mengganggu laki-laki itu saat laki-laki itu tengah tidur.
“Kok lo pake seragam?.” Tanya Rio serak. Ia masih mencoba untuk mengumpulkan tenaganya.
‘Ya Allah, suaranya bikin tambah deg-degan aja.’ Batin Ify. Ia bahkan tak sadar jika Rio baru saja mengajukan pertanyaan kepadanya.
“Fy, lo gak dengerin tadi gue ngomong apa?.” Tanya Rio. Nada suaranya kembali tak bersahabat. Ify terhenyak, ia segera menolehkan kepalanya.
“Maaf kak. Kakak tadi ngomong apa?.” Ify menyesali apa yang baru saja ia pikirkan. Seharusnya ia tidak melamun saat sedang berhadapan dengan Rio. Tanpa Ify sadari, ia selalu mengucapkan kata maaf apabila sedang berbicara dengan Rio. Entah untuk alasan apapun itu.
“Kenapa lo pake seragam?. Lo lupa, ini hari Minggu!.” Sinis Rio. Ia bangkit dari posisi tidurnya. Ify menepuk jidatnya, sepertinya ia baru menyadari kebodohannya. Biasanya pada hari kerja, saat ia akan berangkat sekolahsuasana rumahnya pasti sepi. Ayah dan bundanya pasti udah berangkat ke kantor saat jam masih menunjukkan pukul enam, alasannya supaya tidak terjebak kemacetan. Dan kakaknya –Cakka- akan bangun setelah Ify berangkat ke sekolah.
**‘‘Anak kampus yang gaul itu ya gini,bun.’’ Ucap Cakka saat bundanya menyuruhnya untuk bangun lebih awal.
“Apa?. Kalau kamu bisa gak tidur lagi setelah shalat subuh itu baru yang namanya anak gaul.” Ucap bundanya sambil menggelengkan kepalanya.
Ia tak habis pikir dengan kelakuan ke-dua putra putrinya yang sedikit berbeda. Putrinya –Ify- lebih cenderung banyak bicara, tapi sisi positifnya adalah hatinya mudah tersentuh. Pernah sewaktu itu saat beliau –bunda- sedang menempuh perjalanan menuju ke rumahnya, beliau melihat Ify sedang membantu seorang ibu-ibu yang sedang menenangkan anaknya di pinggir jalan. Beliau bahkan sampai meneteskan air mata karena rasa bangganya saat anak perempuannya itu meminta izin padanya untuk mengambil sebagian dari uang tabungannya yang sudah ia kumpulkan sejak ia menduduki bangku kelas lima Sekolah Dasar untuk di belikan beberapa bungkus nasi yang kemudian ia bagikan kepada anak-anak jalanan serta pemulung yang ia temui. Pernah beliau bertanya kepada Ify,‘mengapa Ify mau melakukan itu?’. Dan jawaban yang beliau terima adalah ‘Ify gak bisa bayangin kalau posisi Ify sama seperti mereka, bun. Ify bersyukur karna Ify masih bisa sekolah, masih bisa makan enak, masih bisa pake baju yang pantes buat di pakai, bunda ayah sama kak Cakka juga masih ada di samping Ify. Apa yang Ify lakuin itu masih belum cukup buat ngungkapin rasa syukur Ify, bun. Ify kagum sama mereka, bun. Mereka pekerja keras, bahkan mereka masih bisa tertawa lebar saat perut mereka dalam keadaan kosong. Ify pengen berbagi,bun.’. Sedangkan putranya –Cakka- lebih cenderung pendiam, terkadang sering kali muncul sifat manjanya disertai rengekan saat ia menginginkan sesuatu. Walaupun seperti itu, putranya tetap menjadi kakak yang seringkali memanjakan adiknya. Putranya penyayang, tapi juga keras kepala. Typical laki-laki yang selalu menepati janji apabila ia telah berucap. Suaminya selalu mendidik keras putranya. ‘Laki-laki itu pemimpin. Kamu calon pemimpin. Disiplin, tepat waktu, jangan lupa sholat. Kamu calon imam. Jangan omong kosong, usahakan untuk membuktikan omonganmu. Jaga ucapan sama perbuatan kamu. Jangan sampai kamu pegang rokok atau bahkan berani minum. Ayah percaya sama kamu.’
“Ya gak bisa kayak gitu-lah, bun. Memangnya bunda gak kasihan liat Cakka baru pulang jam lima sore?. Ya, Cakka tidurkan buat ngumpulin tenaga lagi.” Protes Cakka. Pengecualian disiplin untuk hal yang satu ini, bangun pagi. Bahkan masih bisa di hitung dengan tangan berapa kali ia bangun pagi semenjak memasuki jenjang kuliahnya itu.
“Keras kepala. Pulang jam lima aja di buat jadi bahan alasan. Memangnya alasan kamu gak ada yang lebih gak masuk akal lagi?.” Seloroh bundanya sambil menahan tawanya. **
Ify segera melangkah, menyadari kebodohan yang lagi-lagi ia lakukan saat bersama Rio. Ia benar-benar tidak ingat jika hari ini hari Minggu. Berarti jika rumah ini masih sepi, ayah bunda serta kakaknya belum pulang juga.
“Aish, niat banget sih mereka bikin Ify mati. Ya kali kalau kak Rio-nya care, nah ini ngomong aja kayak gak iklas gitu.” Kesal Ify begitu memasuki kamarnya untuk mengganti baju.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Mereka sedari tadi hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi jika diamati lebih teliti lagi, mereka berdua sebenarnya hanya berusaha menyibukan diri. Terlihat dari raut wajah ke-duanya bila mereka sama-sama bosan. Setelah hampir dua jam mereka hanya duduk di depan tv. Bahkan untuk sekedar menginjakkan kaki di teras rumahnya saja tidak bisa. Pintunya masih dikunci.
“Lo bikin makanan atau apa kek biar gue gak mati kelaparan!.” Ucap Rio seketika membuyarkan suasana canggung yang sedari tadi melingkupi ruangan itu. Ternyata ia sudah tidak tahan menahan rasa laparnya. Jika lebih di cermati lagi, setiap perintah Rio bahkan tanpa menggunakan kata ‘tolong’. Rupanya gengsi yang ia miliki sangat merekat erat di jiwanya. Bahkan disaat tadi ia akan mandi dan Ify menawarinya untuk memakai terlebih dahulu baju Cakka pun ia masih mempertahankan gengsi-nya. Ify yang semula memang sudah memiliki niat untuk memasak bahan makanan pun segera bergegas ke arah dapurnya tanpa menoleh ke Rio atau hanya sekadar membalas perkataan Rio. Buat apa?. Kan sayang buang-buang tenaga kayak gak ada kerjaan lain aja, pikirnya. Ify memasak apa saja makanan yang bisa ia makan. Beruntung masih ada sedikit bahan makanan di lemari pendingin itu. Ia tak habis pikir dengan orangtuanya, apa yang mereka pikirkan sampai-sampai anaknya dikurung di rumah bersama makhluk sedingin es itu. Ify mengambil piring untuknya dan untuk Rio, meletakkan nasi goreng diatasnya kemudian membawanya ke meja makan. Tanpa memanggil Rio terlebih dahulu, ia melahap makanannya. Entahlah, ia hanya ingin sebentar saja mengistirahatkan jantungnya yang bekerja tidak normal saat bersama Rio.
“Kak, jadi makan apa enggak?.” Teriak Ify. Posisinya tetap duduk manis menikmati makanannya, ia melanjutkan gerakan mulutnya yang sedang menguyah makanan itu. Ia merasa malas jika harus menghampiri Rio hanya untuk menanyakan hal itu. Paling-paling Rio tidak akan menjawab pertanyaannya dan langsung nyelonong pergi ke meja makan. Tiba-tiba saja Rio sudah duduk di hadapan Ify sembari menggeser piring kehadapannya. Rio mulai melahapnya, masih tetap mempertahankan raut wajah datarnya.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Sore ini, Ify menagih janji Rio untuk membantu mengerjakan tugas fisikanya. Dan ya, seperti ini lah jadinya, keduanya duduk berhadapan di ruang tamu. Di tengah-tengah mereka terdapat sejumlah buku fisika yang Ify bawa dari kamarnya. Jika Ify di suruh untuk mengerjakannya sendiri pun sebenarnya ia mampu, namun Ify hanya ingin memanfaatkan situasi ini untuk belajar mengerti lebih baik lagi siapa Rio itu.
“Kak?.” Panggil Ify ketika ia melihat Rio tengah membolak-balikkan buku pelajarannya.
“Kakak-kan sering bolos, untungnya bolos buat kakak apa?.” Tanya Ify ragu-ragu. Ia semakin menundukkan kepalanya saat ia sempat melihat rahang Rio mengeras. Ia memejamkan matanya saat mendengar suara gebrakan meja. Ify menyesal membuat Rio emosi padahal di rumah ini hanya ada dia dan Rio saja. Berarti jika terjadi apa-apa, tidak ada orang yang bisa menolongnya.
“APA PEDULI LO?. LO NGACA!. SIAPA LO?. SOK-SOKAN MAU TAU URUSAN GUE!.” Ucap Rio dengan emosi, matanya menatap nyalang ke arah Ify yang masih menunduk dalam.
“Ify tunangan kakak.” Jawab Ify lirih. Seketika itu juga ia memberanikan diri untuk membalas tatapan Rio. Sudahlah, sudah kelewat basah tanggung kalau tidak dilanjutkan.
“Cih!. Tunangan?.Lo pikir gue cowok apaan yang mau ditunangin sama cewek bodoh kayak lo?.” Ucap Rio penuh penekanan. Tatapannya beralih menatap Ify dari atas ke bawah.
“Ngaca lo!. Gak punya kaca?. Cuma cowok gila yang mau sama lo!.” Ucap Rio di sertai senyum sakartik-nya. Ia bangkit dari posisi duduk-nya.
“GUE GAK AKAN PERNAH MAU PUNYA TUNANGAN CEWEK BODOH KAYAK LO!.” Lanjut Rio sambil melangkah menjauhi Ify yang masih menatapnya.
“IYA, IFY MEMANG BODOH!. MAU KAKAK APA?. NGEHINA IFY?. SILAHKAN!. IFY NYESEL KENAPA IFY BISA KETEMU SAMA LAKI-LAKI KAYAK KAKAK!. AYAH BILANG KAKAK ANAK BAIK, DARI MANANYA?.KAKAK GAK PERNAH TAU RASANYA JADI IFY. SATU TAHUN IFY COBA BUAT NGERTIIN KAKAK. TAPI APA, kakak ngehina Ify mulu. KAKAK GAK PERNAH NYOBA BUAT NGERTIIN IFY KAN?. KAKAK CUMA BISA NYAKITIN IFY. KAKAK CUMA NGANGGAP IFY PEMBANTU KAKAK!. BUAT APA IFY NGERTIIN KAKAK KALAU KAKAK GAK PERNAH COBA BUAT NGERTIIN IFY. Kakak gak lebih dari seorang BANCI!. GUE BENCI SAMA LO!.” Teriak Ify nyaring, air matanya sudah meluruh bersama ucapannya tadi. Ify bangkit dan berlari meninggalkan Rio yang mematung karena ucapannya.
“Apa gue sejahat itu?.” Ucap Rio lirih kepada dirinya sendiri. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Pagi ini Ify bersenandung pelan sambil melangkah menuju halte dekat rumahnya.Tadi saat ia akan berangkat sekolah, keluarganya sudah berada di rumah. Ayahnya sedari tadi memandang ke arahnya dengan raut wajah berbinar. Entah apa yang di fikirkan oleh ayahnya itu, Ify tak mau ambil pusing. Untuk masalahnya dengan Rio kemarin, ia sangat tidak mau mengingatnya. Buat apa?. Gak ada untungnya.
“TIINN!!”
TBC
Maaf, tambah gak jelas ceritanya.
Don’t Forget untuk Like+Coment.
Like juga halaman-ku.
Buat yang pengen di tag, coment!.
Don’t CoPast!. Harus bangga dengan karya kita sendiri.
Ada yang mau bikinin foto buat cover-nya gak?.
Insyaallah seminggu post 2 kali -kalau kuotanya ada-.
Makasih udah baca .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar