My Love Part 1c
“GUBRAAK!!” Terdengar suara entah darimana tak
berselang lama dari selesainya Ify menyelesaikan ucapannya. Dengan
tergesa-gesa Ify berlari mencari sumber suara.
“Kak Rio!.” Pekik Ify
lalu berlari menghampiri Rio yang masih terduduk sambil memegang
keningnya. Jidat Rio baru saja mencium tiang penyangga yang berada di
sebelah dapur rumah itu. Bukannya tadi Ify menyuruhnya pindah, dan orang
bodoh pun tau kalau tidur itu pasti di tempat tidur. Sejak kapan di
dapur ada tempat tidurnya?. Fungsinya telinga buat apa?.
‘Gimana
gak nyium tiang, orang matanya aja masih merem gitu. Mana tadi udah
gueberesin kamarnya, kak Rio cuma tinggal make doang aja pake acara
kejedot tiang. O, atau mungkin karena kelewat cuek?.Ya bisa jadi,
hitung-hitung balesan buat dia. Karma.’ Gerutu Ify dalam hati.
Bagaimanapun juga Ify tidak mungkin mengatakannya langsung di depan Rio
karena ia tau pasti bila tiang itu tidak mungkin seempuk bantal
tidurnya, dalam kata lain, keras. Ia pasti juga akan menangis bila itu
menimpa padanya. Ify menatap Rio prihatin.
“Kakak sih main nyelonong
aja. Mana matanya masih merem lagi, nabrak pintukan jadinya. Ayo, Ify
bantu kakak berdiri.” Selorohnya lagi. Tangannya ia ulurkan untuk
membantu Rio berdiri. Rio masih saja mengaduh sakit tanpa memperdulikan
tangan Ify yang masih terulur kepadanya.
“Ayo berdiri. Ify obatin jidat kakak yang lebam itu.” Gemas Ify karena tak kunjung mendapat respon dari Rio.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Masih pukul enam lebih lima belas pagi, tetapi di rumah itu sudah
terjadi keributan. Siapa lagi kalau bukan Ify dan Rio. Saat akan
mengambil sarapan sebelum berangkat sekolah tadi, Ify masih menemukan
kunci mobil Rio di atas meja dapur. Dengan terburu-buru Ify melangkah
cepat menuju kamar tamu.
“Astaga, kak Rio!.” Panggil Ify kencang.
Bagaimana bisa, di saat Ify sudah rapi memakai baju sekolahnya Rio malah
enak-enakan ngelukis di pulau kapuk. Ify mencoba mengumpulkan
keberaniannya, ditambah lagi ia harus mengendalikan detak jantungnya
yang semakin tak karuan. Akhirnya, setelah cukup lama terdiam, tangannya
bergerak menepuk lengan Rio beberapa kali.
Karena tak kunjung
mendapat tanggapan dari Rio, Ify segera pergi kekamar mandi untuk
membasahi telapak tangannya dengan air. Ify mengusapkan telapak
tangannya yang basah ke wajah Rio. Hal itu membuat Rio seketika juga
membuka lebar mata. Ia menatap Ify nyalang.
“Maaf kak. Salah kakak
juga di bangunin tapi gak bangun.”Sesalnya. Ia bahkan baru menyadari
bahwa Rio terlihat lebih menakutkan apabila sedang marah di saat bangun
tidur seperti ini. Ingatkan Ify untuk tidak lagi mengganggu laki-laki
itu saat laki-laki itu tengah tidur.
“Kok lo pake seragam?.” Tanya Rio serak. Ia masih mencoba untuk mengumpulkan tenaganya.
‘Ya Allah, suaranya bikin tambah deg-degan aja.’ Batin Ify. Ia bahkan
tak sadar jika Rio baru saja mengajukan pertanyaan kepadanya.
“Fy,
lo gak dengerin tadi gue ngomong apa?.” Tanya Rio. Nada suaranya kembali
tak bersahabat. Ify terhenyak, ia segera menolehkan kepalanya.
“Maaf kak. Kakak tadi ngomong apa?.” Ify menyesali apa yang baru saja ia
pikirkan. Seharusnya ia tidak melamun saat sedang berhadapan dengan
Rio. Tanpa Ify sadari, ia selalu mengucapkan kata maaf apabila sedang
berbicara dengan Rio. Entah untuk alasan apapun itu.
“Kenapa lo pake
seragam?. Lo lupa, ini hari Minggu!.” Sinis Rio. Ia bangkit dari posisi
tidurnya. Ify menepuk jidatnya, sepertinya ia baru menyadari
kebodohannya. Biasanya pada hari kerja, saat ia akan berangkat
sekolahsuasana rumahnya pasti sepi. Ayah dan bundanya pasti udah
berangkat ke kantor saat jam masih menunjukkan pukul enam, alasannya
supaya tidak terjebak kemacetan. Dan kakaknya –Cakka- akan bangun
setelah Ify berangkat ke sekolah.
**‘‘Anak kampus yang gaul itu ya gini,bun.’’ Ucap Cakka saat bundanya menyuruhnya untuk bangun lebih awal.
“Apa?. Kalau kamu bisa gak tidur lagi setelah shalat subuh itu baru
yang namanya anak gaul.” Ucap bundanya sambil menggelengkan kepalanya.
Ia tak habis pikir dengan kelakuan ke-dua putra putrinya yang sedikit
berbeda. Putrinya –Ify- lebih cenderung banyak bicara, tapi sisi
positifnya adalah hatinya mudah tersentuh. Pernah sewaktu itu saat
beliau –bunda- sedang menempuh perjalanan menuju ke rumahnya, beliau
melihat Ify sedang membantu seorang ibu-ibu yang sedang menenangkan
anaknya di pinggir jalan. Beliau bahkan sampai meneteskan air mata
karena rasa bangganya saat anak perempuannya itu meminta izin padanya
untuk mengambil sebagian dari uang tabungannya yang sudah ia kumpulkan
sejak ia menduduki bangku kelas lima Sekolah Dasar untuk di belikan
beberapa bungkus nasi yang kemudian ia bagikan kepada anak-anak jalanan
serta pemulung yang ia temui. Pernah beliau bertanya kepada Ify,‘mengapa
Ify mau melakukan itu?’. Dan jawaban yang beliau terima adalah ‘Ify gak
bisa bayangin kalau posisi Ify sama seperti mereka, bun. Ify bersyukur
karna Ify masih bisa sekolah, masih bisa makan enak, masih bisa pake
baju yang pantes buat di pakai, bunda ayah sama kak Cakka juga masih ada
di samping Ify. Apa yang Ify lakuin itu masih belum cukup buat
ngungkapin rasa syukur Ify, bun. Ify kagum sama mereka, bun. Mereka
pekerja keras, bahkan mereka masih bisa tertawa lebar saat perut mereka
dalam keadaan kosong. Ify pengen berbagi,bun.’. Sedangkan putranya
–Cakka- lebih cenderung pendiam, terkadang sering kali muncul sifat
manjanya disertai rengekan saat ia menginginkan sesuatu. Walaupun
seperti itu, putranya tetap menjadi kakak yang seringkali memanjakan
adiknya. Putranya penyayang, tapi juga keras kepala. Typical laki-laki
yang selalu menepati janji apabila ia telah berucap. Suaminya selalu
mendidik keras putranya. ‘Laki-laki itu pemimpin. Kamu calon pemimpin.
Disiplin, tepat waktu, jangan lupa sholat. Kamu calon imam. Jangan omong
kosong, usahakan untuk membuktikan omonganmu. Jaga ucapan sama
perbuatan kamu. Jangan sampai kamu pegang rokok atau bahkan berani
minum. Ayah percaya sama kamu.’
“Ya gak bisa kayak gitu-lah, bun.
Memangnya bunda gak kasihan liat Cakka baru pulang jam lima sore?. Ya,
Cakka tidurkan buat ngumpulin tenaga lagi.” Protes Cakka. Pengecualian
disiplin untuk hal yang satu ini, bangun pagi. Bahkan masih bisa di
hitung dengan tangan berapa kali ia bangun pagi semenjak memasuki
jenjang kuliahnya itu.
“Keras kepala. Pulang jam lima aja di buat
jadi bahan alasan. Memangnya alasan kamu gak ada yang lebih gak masuk
akal lagi?.” Seloroh bundanya sambil menahan tawanya. **
Ify segera
melangkah, menyadari kebodohan yang lagi-lagi ia lakukan saat bersama
Rio. Ia benar-benar tidak ingat jika hari ini hari Minggu. Berarti jika
rumah ini masih sepi, ayah bunda serta kakaknya belum pulang juga.
“Aish, niat banget sih mereka bikin Ify mati. Ya kali kalau kak Rio-nya
care, nah ini ngomong aja kayak gak iklas gitu.” Kesal Ify begitu
memasuki kamarnya untuk mengganti baju.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Mereka sedari tadi hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi jika
diamati lebih teliti lagi, mereka berdua sebenarnya hanya berusaha
menyibukan diri. Terlihat dari raut wajah ke-duanya bila mereka
sama-sama bosan. Setelah hampir dua jam mereka hanya duduk di depan tv.
Bahkan untuk sekedar menginjakkan kaki di teras rumahnya saja tidak
bisa. Pintunya masih dikunci.
“Lo bikin makanan atau apa kek biar
gue gak mati kelaparan!.” Ucap Rio seketika membuyarkan suasana canggung
yang sedari tadi melingkupi ruangan itu. Ternyata ia sudah tidak tahan
menahan rasa laparnya. Jika lebih di cermati lagi, setiap perintah Rio
bahkan tanpa menggunakan kata ‘tolong’. Rupanya gengsi yang ia miliki
sangat merekat erat di jiwanya. Bahkan disaat tadi ia akan mandi dan Ify
menawarinya untuk memakai terlebih dahulu baju Cakka pun ia masih
mempertahankan gengsi-nya. Ify yang semula memang sudah memiliki niat
untuk memasak bahan makanan pun segera bergegas ke arah dapurnya tanpa
menoleh ke Rio atau hanya sekadar membalas perkataan Rio. Buat apa?. Kan
sayang buang-buang tenaga kayak gak ada kerjaan lain aja, pikirnya. Ify
memasak apa saja makanan yang bisa ia makan. Beruntung masih ada
sedikit bahan makanan di lemari pendingin itu. Ia tak habis pikir dengan
orangtuanya, apa yang mereka pikirkan sampai-sampai anaknya dikurung di
rumah bersama makhluk sedingin es itu. Ify mengambil piring untuknya
dan untuk Rio, meletakkan nasi goreng diatasnya kemudian membawanya ke
meja makan. Tanpa memanggil Rio terlebih dahulu, ia melahap makanannya.
Entahlah, ia hanya ingin sebentar saja mengistirahatkan jantungnya yang
bekerja tidak normal saat bersama Rio.
“Kak, jadi makan apa
enggak?.” Teriak Ify. Posisinya tetap duduk manis menikmati makanannya,
ia melanjutkan gerakan mulutnya yang sedang menguyah makanan itu. Ia
merasa malas jika harus menghampiri Rio hanya untuk menanyakan hal itu.
Paling-paling Rio tidak akan menjawab pertanyaannya dan langsung
nyelonong pergi ke meja makan. Tiba-tiba saja Rio sudah duduk di hadapan
Ify sembari menggeser piring kehadapannya. Rio mulai melahapnya, masih
tetap mempertahankan raut wajah datarnya.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Sore ini, Ify menagih janji Rio untuk membantu mengerjakan tugas
fisikanya. Dan ya, seperti ini lah jadinya, keduanya duduk berhadapan di
ruang tamu. Di tengah-tengah mereka terdapat sejumlah buku fisika yang
Ify bawa dari kamarnya. Jika Ify di suruh untuk mengerjakannya sendiri
pun sebenarnya ia mampu, namun Ify hanya ingin memanfaatkan situasi ini
untuk belajar mengerti lebih baik lagi siapa Rio itu.
“Kak?.” Panggil Ify ketika ia melihat Rio tengah membolak-balikkan buku pelajarannya.
“Kakak-kan sering bolos, untungnya bolos buat kakak apa?.” Tanya Ify
ragu-ragu. Ia semakin menundukkan kepalanya saat ia sempat melihat
rahang Rio mengeras. Ia memejamkan matanya saat mendengar suara gebrakan
meja. Ify menyesal membuat Rio emosi padahal di rumah ini hanya ada dia
dan Rio saja. Berarti jika terjadi apa-apa, tidak ada orang yang bisa
menolongnya.
“APA PEDULI LO?. LO NGACA!. SIAPA LO?. SOK-SOKAN MAU
TAU URUSAN GUE!.” Ucap Rio dengan emosi, matanya menatap nyalang ke arah
Ify yang masih menunduk dalam.
“Ify tunangan kakak.” Jawab Ify
lirih. Seketika itu juga ia memberanikan diri untuk membalas tatapan
Rio. Sudahlah, sudah kelewat basah tanggung kalau tidak dilanjutkan.
“Cih!. Tunangan?.Lo pikir gue cowok apaan yang mau ditunangin sama
cewek bodoh kayak lo?.” Ucap Rio penuh penekanan. Tatapannya beralih
menatap Ify dari atas ke bawah.
“Ngaca lo!. Gak punya kaca?. Cuma
cowok gila yang mau sama lo!.” Ucap Rio di sertai senyum sakartik-nya.
Ia bangkit dari posisi duduk-nya.
“GUE GAK AKAN PERNAH MAU PUNYA
TUNANGAN CEWEK BODOH KAYAK LO!.” Lanjut Rio sambil melangkah menjauhi
Ify yang masih menatapnya.
“IYA, IFY MEMANG BODOH!. MAU KAKAK APA?.
NGEHINA IFY?. SILAHKAN!. IFY NYESEL KENAPA IFY BISA KETEMU SAMA
LAKI-LAKI KAYAK KAKAK!. AYAH BILANG KAKAK ANAK BAIK, DARI MANANYA?.KAKAK
GAK PERNAH TAU RASANYA JADI IFY. SATU TAHUN IFY COBA BUAT NGERTIIN
KAKAK. TAPI APA, kakak ngehina Ify mulu. KAKAK GAK PERNAH NYOBA BUAT
NGERTIIN IFY KAN?. KAKAK CUMA BISA NYAKITIN IFY. KAKAK CUMA NGANGGAP IFY
PEMBANTU KAKAK!. BUAT APA IFY NGERTIIN KAKAK KALAU KAKAK GAK PERNAH
COBA BUAT NGERTIIN IFY. Kakak gak lebih dari seorang BANCI!. GUE BENCI
SAMA LO!.” Teriak Ify nyaring, air matanya sudah meluruh bersama
ucapannya tadi. Ify bangkit dan berlari meninggalkan Rio yang mematung
karena ucapannya.
“Apa gue sejahat itu?.” Ucap Rio lirih kepada dirinya sendiri. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
@fb : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever, Hl : Alyssa Mario Story, Rify Story @
Pagi ini Ify bersenandung pelan sambil melangkah menuju halte dekat
rumahnya.Tadi saat ia akan berangkat sekolah, keluarganya sudah berada
di rumah. Ayahnya sedari tadi memandang ke arahnya dengan raut wajah
berbinar. Entah apa yang di fikirkan oleh ayahnya itu, Ify tak mau ambil
pusing. Untuk masalahnya dengan Rio kemarin, ia sangat tidak mau
mengingatnya. Buat apa?. Gak ada untungnya.
“TIINN!!”
TBC
Maaf, tambah gak jelas ceritanya.
Don’t Forget untuk Like+Coment.
Like juga halaman-ku.
Buat yang pengen di tag, coment!.
Don’t CoPast!. Harus bangga dengan karya kita sendiri.
Ada yang mau bikinin foto buat cover-nya gak?.
Insyaallah seminggu post 2 kali -kalau kuotanya ada-.
Makasih udah baca .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar