Senin, 17 Oktober 2016

My love part 1a

My Love Part 1a
Gadis itu duduk di dekat dinding kaca sambil memejamkan matanya. Ia bahkan belum sadar jika sudah ada seorang laki-laki duduk di depannya. Laki-laki itu,kakaknya. Mereka memang membuat janji temu untuk membicarakan masalah gadis itu.
“Gue pulang kalau cuma mau lo cuekin gini!” Ucap laki-laki itu dengan nada sedikit kencang membuat gadis itu membuka matanya seketika. Matanya sedikit memerah. Laki-laki itu pun langsung mendekap tubuh gadis itu erat.
“Jangan nyerah dulu kalau belum di coba. Dia baik loh, fy. Kamunya aja yang kurang ngertiin kondisinya dia. Orang tua pasti tau apa yang terbaik buat anaknya. Ayah sama mama juga gitu, beliau pengen yang terbaik bual kamu. Jangan nangis.” Ujar laki-laki itu berusaha menenangkan gadis itu. Cakka, tepatnya Cakka Wijaya. Laki-laki itu selalu bisa menempatkan diri menjadi siapa saja saat adiknya itu di kelilingi masalah.
“Tapi kak, dia itu brengsek!. Dia ngomong jijik sama Ify. Dia sering nge-hina Ify, kak.” Curhat Ify. Alyssa Saufika atau akrab di sapa Ify itu semakin mempererat pelukkannya.
“Sekarang kamu usaha lagi. Kakak yakin dia baik, fy. Kamu kan tau, sekuat-kuatnya batu karang kalau terus digempur pasti nantinya juga akan rapuh,fy. Tinggal seberapa kuat usaha sama tekad kamu buat dia luluh!.” Ucap Cakka.
“Fy, kamu percaya kan sama kakak?. Apapun yang terjadi, jangan nyerah dulu. Jadi cewek kuat buat kakak!.” Lanjut Cakka sedikit melonggarkan pelukkan Ify.
“Janji sama kakak. Buat dia suka sama Ify. Buat dia nyaman sama Ify. Bisa?.” Tanya Cakka dengan senyum lebar. Tangannya bergerak menepuk pelan puncak kepala Ify yang membuat Ify mau tak mau ikut mengembangkan senyumnya.
@-Facebook : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever-@
Pagi ini Ify berjalan pelan dengan senyum yang masih mengembang. Seolah tanpa beban, ia masih terus melangkah. Gadis itu menghentikan langkahnya tepat di depan mading. Matanya meneliti lembar pengumuman untuk mencari namanya.
“Ya, dapat!.” Serunya dengan pekikan tertahan. Benar saja. Memang siapa yang dapat meragukan kemampuannya?. Ia cukup cerdas. Peringkat dua. Cukup sempurna untuk gadis sepertinya. Kakinya bergerak agak cepat menuju kelas seorang laki-laki yang beberapa bulan ini ia kenal. Mario Stevano. Laki-laki yang kemarin Ify sebut ‘brengsek’. Langkahnya bertambah cepat ketika melihat Rio baru saja keluar dari ruang kelasnya sambil menenteng tas sekolah.
“Ya Allah, bolos lagi!.” Gumam Ify pelan, bahkan suaranya sangat lirih.
“Kak Rio!.” Teriak Ify nyaring. Ify bersumpah, bahkan pekikan kerasnya sampai membuat beberapa orang ditempat itu melihat kearahnya tidak juga membuat Rio menghentikan langkahnya. Laki-laki itu tetap berjalan santai menuju tempat parkir sekolahnya. Ify tetap berjalan, entah mengapa ia tidak mau membuang tenaga hanya untuk berlari menyamai langkah Rio. Rio terlalu cuek. Keras kepala. Otoriter. Langkah Rio berhenti tepat di depan sebuah mobil volvo SUV miliknya. Kepalanya terasa enggan untuk melihat ke arah Ify.
“Kak Rio mau bolos kemana?.” Tanya Ify, jaraknya bahkan masih sekitar 10 meter saat menyuarakan pertanyaan tadi.
“Penting gitu, gue kasih tau lo?. Lo siapa gue?. Babu?. Ck, cocok kok.” Kata Rio. Inilah yang membuat Ify lebih menyukai Mario yang cuek daripada Mario yang ‘ramah’. Memangnya apa yang Rio ucapkan selain kata-kata pedas,hujatan, makian?. Jawabannya ada di suasana hati Mario itu sendiri.
“Kakak nganggep Ify pembantunya kakak?.” Kata Ify berusaha menyembuyikan nada kecewanya.
“Kalau dengan kakak menganggap Ify pembantu kakak itu bisa ngebuat kakak seneng, nggak papa.” Lanjut Ify dengan kepala tertunduk.
“Ify ke kelas dulu.” Pamitnya kemudian berjalan cepat meninggalkan Rio. Rio, laki-laki yang kelewat dingin. Parahnya lagi, ia sangat tidak mengenal kata ‘maaf’. Apa yang ia perbuat selalu ia anggap itu benar.
“Terserah lo!.” Teriak Rio ketika ia masih melihat punggung Ify lalu sesegera mungkin masuk ke mobilnya. Ify membalikkan badannya ketika ia mendengar suara mobil Rio melesat meninggalkan gedung sekolahnya.
“Please, berubah dikit buat gue.” Lirih Ify. Tak ayal, air mata yang sedari tadi ditahannya menetes juga.
@-Facebook : FikhaComgirl Rfm Chelgasfever-@
Makan malam kali ini, Ify memilih diam. Ayah dan mamanya baru saja berangkat keluar kota. Kakaknya ada acara yang katanya baru akan selesai nanti pukul 10 malam. Ya, kemungkinan terbesarnya ia akan di rumah sendiri malam ini. Ify mengetahui kebiasaan Cakka jika sudah seperti itu pasti ujung-ujungnya juga menginap dirumah sohibnya –Debo-. Ify memilih bangkit lalu memposisikan diri di depan tv, menghidupkannya lalu berusaha mencari acara yang menarik.
“Bikinin gue kopi!.” Suara bariton tersebut berhasil membuat Ify mengelus dada. Pasalnya, Rio tamu tak diundangnya tiba-tiba saja menampakkan diri -atau lebih tepatnya- seenak jidatnya duduk di samping Ify.
“Kakak ngapain di sini?.” Tanya Ify heran. Moment ini perlu di abadikan, masalahnya Rio baru pertama kali datang ke rumah Ify.
“Di suruh kakak lo. Gue tadi nyuruh lo ngapain?.” Sindir Rio. Ify segera bangkit lalu berjalan menuju dapur.
‘Beneran nih. Gue dianggap babu sama dia.’ Batin Ify.
“AYAH!!.” Teriakan nyaring Ify membuat Rio berlari menuju dapur.
“Heh, lo ngapain tereak tereak!. Mau bikin orang jantungan?.” Sinis Rio. Ify tak memperdulikan ucapan Rio, mulutnya masih bergumam tak jelas sambil tangannya memegang kertas. Rio yang juga merasa penasaran dengan isi note itu pun langsung merebutnya dari tangan Ify kemudian membacanya.
“HAH?!.”
-TBC-
Maaf ya pendek. Gue kan belum tau respon-nya gimana. Jelek?.Gak nyambung?. Gue kan baru belajar bikin cerbung.
‘Look at me’ nya gagal gue post karna keburu dihapus sebagian sama my brother.
-NO COPAST!-
-NO SILENT READERS!-
Ini asli karya gue. Maaf ya, biarkan cerita ini Cuma di sini aja.-Emang siapa yang mau ngakuin karya sejelek ini selain gue?-
Harus bangga sama karyanya sendiri. Like and Coment sangat di butuhkan. Jadi jangan lupa L+C ya! ;-D :-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar