Senin, 17 Oktober 2016

My LOve Part 1b

My Love Part 1b
“AYAH!!.” Teriakan nyaring Ify membuat Rio berlari menuju dapur.
“Heh, lo ngapain tereak tereak!. Mau bikin orang jantungan?.” Sinis Rio. Ify tak memperdulikan ucapan Rio, mulutnya masih bergumam tak jelas sambil tangannya memegang kertas. Rio yang juga merasa penasaran dengan isi note itu pun langsung merebutnya dari tangan Ify kemudian membacanya.
“HAH?!.”
“Apaan pakai cara kayak gini?.” Dongkol Rio, pasalnya note itu dari ayah Ify.
-Isi Note-
Fy, selamat berduaan menikmati malam ini bareng sama Rio ya.
Ayah sama papanya Rio sebenarnya yang ngerencanain ini.
Ayah cuma pengen kamu sama Rio tambah lengket.
Coba cek pintunya kekunci gak!.Pintunya pasti udah kekunci ya?.
Hahaha, Selamat Menikmati! :-D
Ayah
“Kak, coba cek pintunya deh!. Siapa tau gak di kunci.” Ucap Ify kemudian.
Raut wajahnya terlihat sangat frustasi. Ia sampai tak habis pikir kenapa ayahnya sampai mempunyai ide seperti itu. Dengan gerakan terburu-buru Rio berlari menuju pintu depan. Ify masih diam di tempat. Entah apa yang akan ia lakukan bersama laki-laki seperti Rio. Mungkin ia akan sedikit bersyukur andai Rio adalah laki-laki yang humoris. Menghadapi Rio itu harus punya stok kesabaran yang berlimpah. Ify mengerjapkan matanya saat Rio sudah berada di ambang pintu dapur.
“Percuma kekunci, ayah lo gak main-main.” Kata Rio menggebu-gebu.Badannya ia tumpukan pada pintu dapur sedangkan tangannya bergerak memijatpangkal hidungnya.
Ifytak ambil pusing dengan reaksi Rio. Ia segera melanjutkan acara membuat teh-nya untuk Rio.
“Kakak masih tetep mau di sini atau mau balik ke depan tv lagi?. Ini teh yang tadi kakak pesen mau taroh dimana?.” Tanya Ifyberuntun. Matanya menatap ke arah Rio yang juga sedang menatap ke arahnya. Hanya beberapa detik dari itu, tanpa menjawab pertanyaan yang Ifylontarkan ia berbalik badan lalu melangkah pelan meninggalkan Ify yang sedang menatap takjub-lebih tepatnya heran- kearahnya.
“Ajaib!. Ngidam apa Tante Manda sampe punya anak sifatnya kayak Rio gitu. Udah di buatin teh bukannya ngucapin makasih atau apalah malah nyelonong gitu aja!.” Gerutu Ify lirih.Hal baru lagi yang harus kalian tau adalah Rio pendengarannya tajam. Pernah waktu itu Ifymisuh-misuh gak jelas di belakang Rio yang jaraknya lumayan jauh dengan volume suara yang sangat kecil. Tapi, tiba-tiba saja Rio berbalik menatap tajam kearahnya dan dengan sinisnya dia ngomong ’Coba lo ngomong sekali lagi!’. Sejak saat itu Ifyberusaha untuk tidak keceplosan –lagi- nyumpahin Rio. Dengan gerakkan lamban Ifyberjalan menuju ke tempat Rio sambil membawa teh tadi.
‘Berasa babu beneran deh gue!’ batinnya lagi.
Ifymeletakkan cangkir yang berisi teh tersebut di meja tepat di depan Rio. Dengan senang hati Rio segera menyesap sedikit demi sedikit teh tersebut hingga tandas. Ifymendudukkan dirinya di sofa yang bersebrangan dengan sofa yang Rio duduki. Tangannya bergerak meraih remote tv untuk mencari acara favorite-nya. Setelah menemukan, Ifymengabaikan keberadaan Rio dan lebih memfokuskan menonton salah satu drama korea yang sedang ditayangkan. Untuk beberapa saat, di ruangan itu hanya terdengar suara dari percakapan-percakapan di televisi. Sepasang manusia yang juga berada di ruangan itu lebih memilih diam dengan fokus yang berbeda. Ifydengan acara televisi-nya dan Rio dengan handphone-nya. Suasana itu berakhir ketika pada akhirnya Rio membuka suaranya.
“Daripada lo cuma nonton drama gak jelas kayak gitu, mending lo cari amal sama gue aja.”
“Apa?. Ini ceritanya bagus kak, kok kakak bilangnya gak jelas!.” Kata Ify penasaran sekaligus kesal.
“Terserah lo. Pijetin gue!. Lo gak liat apa muka gue kusut kayak gini?. Baru aja pulang basket terus sama papa suruh ke rumah lo. Lo pikir gak capek.” Dumel Rio.
“APA?!” Kaget Ify.
“Cepet deh!. Gak usah pura-pura gak denger ya lo.” Ucap Rio sinis.
‘Ampun deh babu beneran gue.’Dumel Ify lagi dalam hati.
“Eh tapi ada syaratnya ya kak.” Ujar Ify dengan senyum mengembang.
“Apa?. Asal jangan yang aneh-aneh!.” Kata Rio mulai jengkel.
“Gak kok kak. Ify Cuma pengen kakak bantuin Ify buat tugas Fisika aja kok. Gak aneh kan. Ya udah kalau kakak gak mau ataupun gak ikhlas ya gak jadi aja Ify minta bantuinnya.” Ucap Ify lagi.
“Ya ya. Makanya cepetan, daritadi ngomong mulu kapan mulainya.” Sinis Rio lalu membalikkan posisi tubuhnya di atas sofa yang ia tempati.
‘Sabar,fy. Biar pantatnya tambah lebar.’ Batin Ify konyol.
Ify beranjak dari posisi duduknya menuju ke sofa dimana Rio tengah berbaring. Tangannya mulai bergerak pelan diatas punggung Rio. Keheningan kembali melanda. Ify tengah fokus mengendalikan detak jantungnya yang kian mengila. Masalahnya, ini baru kali pertama Ify berada dengan jarak sedekat ini dengan Rio. Jangan tanyakan, Ify saja baru satu kali menjabat tangan Rio dan itupun karena perkenalan mereka di depan orangtua keduanya. Sifat Rio yang tertutup seringkali membuat Ify frustasi bila saat ia mengajak Rio bicara namun tak mendapat respon positif dari Rio. Hingga saat ini hanya ada dua kemungkinan saat Ify mengajak Rio bicara. Kemungkinan pertama yaitu melengos pergi tanpa menjawab sapaan ataupun pertanyaannya. Kemungkinan kedua yaitu walaupun menjawab tapi nada suaranya tidak bersahabat sama sekali. Ify menghentikan gerakkan tangannya saat mendengar dengkuran halus dari mulut Rio. Dengan segera ia beranjak menuju kamar tamu untuk merapikan ruang kamar itu. Tak butuh waktu lama setelah Ify bangkit tadi, ia telah kembali ke posisi awalnya.
“Kak, bangun. Pindah gih!.” Kata Ify. Tadinya Ify gak tega bangunin Rio, tapi dengan posisi tidur Rio yang seperti itu ya mau gimana lagi.
“Kak, bangun. Seenggaknya kakak benerin posisi tidur kakak, kan gak enak tidur tengkurep gitu.” Kata Ifylagi, setelah ia tidak mendapati perubahan dari Rio setelah panggilan perdananya.
“Kak.” Panggil Ify lagi. Kali ini di sertai dengan tepukan tepukan ringan di lengan Rio.
Rio menggeliat pelan. Dengan mata masih tertutup, ia berjalan meninggalkanIfy.
“Emang dia tau mau pindah kemana?. Masa bodo lah, salah siapa main nyelonong pergi aja.” Gerutu Ifypada dirinya sendiri.
“GUBRAAK!!” Terdengar suara entah darimana tak berselang lama dari selesainya Ify menyelesaikan ucapannya. Dengan tergesa-gesa Ify berlari mencari sumber suara.
“Kak Rio!.”
-TBC-
Maaf kalau tambah gak nyambung. Berhubung setiap kali post pasti ceritanya pendek makanya aku mau bikin setiap 1 Chapter ada 3 bagian –a,b,c-. Berhubung Chapter 1 udah ada 2 bagian. Itu artinya kurang satu bagian aja.
Berhubung kalau setiap nge-post pasti saya post di akun ini sama halaman . Jadi, yang bakalan aku post di akun ini kemungkinan cuma sampai Chapter 4c ya. ;-) Untuk Chapter 5a nya akan aku post di halaman aku aja. Rify Story sama Alyssa Mario Story. Tapi kalau sampai Chapter 4c halaman aku yang nge-like masih dibawah 50 ya tetep aku post di akun ini sama halaman.
Aku mau minta maaf buat yang gak ke tag. Alasannya, karna kita belum berteman.
Respon-nya donk. Hargain yang ngarang. Ini juga aku sempetin waktu buat ngelanjutin padahal baru pra-UN.
Like+Coment kalian sangat sangat sangat di butuhkan.
MAKASIH ATAS APRESIASINYA. Ini murni ASLI KARANGAN SAYA.
No Copast!
No Silent Reader!
Gomawo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar